Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Merayakan Isra Mikraj di Indonesia

17 Februari 2023   13:20 Diperbarui: 18 Februari 2023   04:45 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tradisi Khatam Kitab Arjo | Foto: Pexels.com/NS Ayu

Gak terasa tahun 2023 sudah kembali menghampiri, dan kita akan bersiap-siap menyambut Hari Penuh Kemenangan lagi nih di bulan April 2023. 

Itu berarti akan berlangsung dua bulan lagi... 

Sebelum menyambutnya, tentunya kita mesti banyak mempersiapkan diri, salah satunya dengan mendekatkan diri pada Allah melalui Sholat Lima Waktu, yang diperingati dalam Hari Isra Mikraj. 

Kalau menurut John Renerd, dalam bukunya yang berjudul "In the Footsteps of Muhammad : Understanding the Islamic Experience", Isra Mikraj merupakan perjalanan heroik Nabi Muhammad dalam menempuh kesempurnaan dunia spiritual. 

Dalam perjalanan ini, sang Nabi bertemu dengan sang Pencipta di Surga, dan mendapatkan wahyu langsung agar umat Islam sholat Lima Waktu. 

Dan sholat merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilakukan.

Di Indonesia sendiri, ada lima tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun untuk memperingatinya, mengingat banyak nenek moyang kita yang juga memeluk agama Islam. 

Peksi Buraq yang dibuat oleh Putri Keraton Yogyakarta | Foto: Instagram @kratonjogja
Peksi Buraq yang dibuat oleh Putri Keraton Yogyakarta | Foto: Instagram @kratonjogja

Seperti di Kraton Yogyakarta, ada Rejeban Peksi Buraq. 

Buraq merupakan nama burung yang dikendarai Nabi Muhammad saat menerima perintah Sholat Lima Waktu.

Para Abdi Dalem Keparak menyiapkan dan menyusun ubarampare berupa dedaunan, bunga, aneka buah, seperti Jeruk bali, Jeruk keprok, rambutan, sawo, pisang, salak, apel, tebu dan manggis.

Rangkaian bunga dan buah dibawa ke Masjid Gedhe, dan pada malam harinya, dilakukan pembacaan riwayat sang Nabi. 

Tradisi Nganggung di Bangka Belitung | Foto: Kompas.com/ samsat-sungailiat.babelprov.go.id/ Alpata Zulkarnain
Tradisi Nganggung di Bangka Belitung | Foto: Kompas.com/ samsat-sungailiat.babelprov.go.id/ Alpata Zulkarnain

Di Bangka Belitung, ada Nganggung, dimana warganya membawa makanan dengan dulang atau talam dari rumah masing-masing menuju tempat pertemuan besar, seperti Masjid atau Balai Desa, yang dilakukan secara berbondong-bondong.

Dalam dulang atau talam ini diatur piring-piring berisi nasi, lauk-pauk, buah-buahan maupun kue-kue.

Kemudian diatasnya ditutup dengan dengan tudung saji yang bentuknya menyerupai masjid atau candi.

Dikampung-kampung, adat ini dinamakan Sepintu Sedulang atau  Selawang Sedulang, atau singkatnya dulang atau talam.

Biasanya dulang atau talam ini dibawa dengan meletakkannya diatas telapak tangan dan diangkat setinggi bahu, atau menjunjungnya diatas kepala.

Tamu yang datang pun diformasikan berhadap-hadapan sesuai bentuk masjid atau balai desa, dan susunannya sendiri dimulai dari tamu kehormatan (depan) sampai anak-anak (belakang). 

Kemudian, sebelum tudung saji dibuka, penghulu harus membacakan doa terlebih dahulu, barulah makan bersama.

Sampai saat ini, tradisi ini masih dipakai dikampung-kampung saat hari besar, karena bertujuan untuk menjaga silahturahmi, memperkuat persaudaraan, membagikan rezeki pada yang membutuhkan.

Tradisi Rajaban di Cirebon saat menyambut Isra Mikraj | Foto: Merdeka.com
Tradisi Rajaban di Cirebon saat menyambut Isra Mikraj | Foto: Merdeka.com

Di Keraton Kasepuhan Cirebon, ada tradisi Rajaban, dimana warganya beramai-ramai berziarah ke Plangon, makam dua penyebar agama Islam di Cirebon, yakni Pangeran Kejaksan.

Selain ziarah, para warga melakukan  pengajian, yang kemudian dilanjutkan dengan membagikan nasi bogana yang berisi kentang, telur, ayam, tempe, tahu, parutan kelapa dan bumbu kuning yang dijadikan satu.

Nasi bogana tersebut dibagikan kepada warga keraton, kaum masjid, abdi dalem dan masyarakat Megar Sari.

Tradisi dilaksanakan sebgai pengingat agar umat Islam tidak lupa akan jati diri, lebih teliti dan hati-hati dalam menjalani kehidupan karena semuanya merupakan ridha Ilahi. 

Ilustrasi Tradisi Khatam Kitab Arjo | Foto: Pexels.com/NS Ayu
Ilustrasi Tradisi Khatam Kitab Arjo | Foto: Pexels.com/NS Ayu

Di Temanggung ada tradisi Khatam Kitab Arjo yang dilakukan setelah sholat Isya. Diawali dengan tahlil singkat, kemudian dilanjutkan dengan membaca kitab Arjo yang dilakukan oleh dua orang Kiai Desa Wonoboyo secara bergantian selama dua jam.

Kitab Arjo ini dikenal dengan nama Arjaa Syafaat, namun sebutan yang lebih populer untuk orang Jawa, adalah Arjo.

Kitab Arjo sendiri ditulis oleh KH. Ahmad Rifai Al-Jawi, yang berisi tentang pujian kepada Allah dan shalawat atas Nabi Muhammad, serta uraian detail perjalanan Nabi Muhammad.

Dari beliau didatangi Malaikat Jibril yang menyampaikan kabar dari Allah tentang misi Isra Mikraj, naik Buraq hingga pulang kembali ke Mekkah. 

Tradisi Nyadran yang biasa dilakukan masyarakat Jawa Tengah | Foto: Panrb
Tradisi Nyadran yang biasa dilakukan masyarakat Jawa Tengah | Foto: Panrb

Di Gunung Pati sendiri, warganya merayakan Isra Mikraj dengan melakukan tradisi Nyadran, yaitu ziarah ke makam leluhur untuk mendoakannya. 

Ada beberapa kegiatan dalam tradisi Nyadran, urutannya :

  • Melakukan besik, yakni membersihkan makam leluhur dari kotoran dan rumput. Tujuannya supaya warga bisa saling bergotong royong. 
  • Kirab, yaitu arak-arakan warga menuju tempat upacara adat dilangsungkan.
  • Kemudian Pemangku adat menyampaikan ujub (tujuan serangkaian upacara adat), yang dilanjutkan dengan doa.
  • Setelah itu, Kembul Bejono atau makan bersama pun diadakan. Namun tidak bisa langsung makan, tapi ada proses Tasyukuran terlebih dahulu, dimana makanan yang dibawa didoakan oleh pemuka agama setempat agar mendapatkan berkah.
    Makanan yang dibawa biasanya adalah hasil bumi warga yang dimasak berupa ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, tempe, tahu bacam dan makanan tradisional lainnya.

Tradisi ini bertujuan untuk menghormati leluhur, ungkapan syukur pada sang Pencipta, serta membangun kerukunan dan hangatnya persaudaraan.

Infografis tradisi yang dilakukan di Indonesia dalam menyambut Hari Isra Mikraj | Canva.com
Infografis tradisi yang dilakukan di Indonesia dalam menyambut Hari Isra Mikraj | Canva.com

Hoho... ternyata begitu banyak tradisi yang dilakukan oleh Umat Muslim di Indonesia untuk merayakan Isra Mikraj.

Walau banyak cara sesuai dengan adat daerah masing-masing, tapi tujuannya hampir sama yakni bersyukur dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta, menghormati Nabi Muhammad, serta menjaga kerukunan dan silahturahmi antar warga.

Nah, bagaimana kalau di daerah tempat teman-teman tinggal? Adakah tradisi yang biasa dilakukan?

Sumber 

  • Kraton Jogja. 8 April 2020. Postingan Instagram @Kratonjogja tentang Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW 1441 H, diakses pada tanggal 11 Februari 2023
  • Daniswari, Dini. 26 Oktober 2022. Mengenal Tradisi Nganggung dari Bangka Belitung : Pengertian, Tata Cara dan Makna. Diakses dari kompas.com tanggal 11 Februari 2023
  • Kautsar, Nurul Diva. 20 Maret 2022. Mengenal Rajaban, Tradisi khas Cirebon Sambut Isra Mi'raj. Diakses dari merdeka.com tanggal 11 Februari 2023
  • NU Online. 5 Mei 2016. Unik, Peringati Isra' Mi'raj dengan Membaca Khatam Kitab Arjo. Diakses dari nu.or.id tanggal 14 Februari 2023
  • Kebudayaan Jogjakota. Tradisi Nyadran. Diakses dari kebudayaan.jogjakota.go.id tanggal 17 Februari 2023
  • Humas Menpanrb. 14 Mei 2020. Tradisi Nyadran, Sambut Ramadan dengan Bakti kepada Tuhan dan Leluhur. Diakses dari menpan.go.id tanggal 17 Februari 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun