Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keberadaan Taliban di Afghanistan, Tidak Sesederhana yang Ditayangkan

22 Agustus 2021   10:23 Diperbarui: 22 Agustus 2021   12:24 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila seseorang dicurigai sebagai teroris, padahal bukan. Tentara Amerika tidak akan repot-repot menverifikasinya terlebih dahulu. Para tentara bisa jadi main adil sendiri, dengan memukuli orang tersebut, bahkan ada yang meninggal saking sakitnya.

Tentu hal ini bisa jadi menimbulkan dendam bagi keluarganya dan memilih untuk memberontak karena merasakan adanya ketidakadilan.

Pemerintah Afghanistan sendiri pun tidak terlalu mengambil pusing masalah itu, bahkan cenderung kurang memperhatikan rakyatnya. 

Mereka lebih fokus pada kepentingannya sendiri, yakni korupsi. Mungkin tidak semua, tapi kebanyakan seperti itu.

Kemiskinan, kelaparan, kurangnya pendidikan, kurangnya fasilitas kesehatan itu sangat dirasakan oleh penduduk Afghanistan. 

Saat Agustinus menginjakkan kakinya disana, beliau sempat merasa tinggal di abad yang berbeda. 

Sangat jauh sekali perkembangan Afghanistan dengan negara-negara tetangganya, bahkan dengan Indonesia sendiri.

Mungkin sampai sini, Anda bisa mendapatkan bayangan mengapa ada orang Afghanistan yang mendukung Taliban. Dan apakah itu berarti Taliban salah sepenuhnya?

Akan tetapi keberadaan pemberontakan sendiri tidak bisa sepenuhnya dibenarkan. 

Target pemboman yang mereka lakukan, sebenarnya orang asing, orang Afghanistan yang mendukung pihak asing, dan instansi asing yang mereka anggap telah merusak negaranya.

Namun yang seringkali terkena justru rakyat Afghanistan yang menjalani hidupnya hanya untuk mencari nafkah bagi keluarganya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun