Eits, tenang saya tidak mau membuka adu ring opini lagi. Hanya saja saya baru memahaminya.
Saya pun diberikan link oleh adik saya, bagaimana psikologi milenial sebagai target market. (Kalau minat silahkan dibaca disini). Bagi yang sudah memahami, maafkeun, saya tidak terlalu ambil pusing dengan hal ini sebelumnya.
Karena merasa nyaman saja, yang penting ada yang baca, hobi pun tersalurkan.
Setelah melihat tanggapan dari sosial media Kompasiana, dan membaca link tersebut, saya pun mencari tanggapan dari dua adik milenial lain tentang tulisan.
Apakah kepanjangan buat mereka, topik tulisan menarik tidak buat mereka dan apabila saya tidak meminta mereka baca tulisan tersebut, kira-kira mereka bakal baca gak.
Dari rentetan peristiwa tersebut, ditambah topik hari ini, akhirnya saya mengintropeksi diri dan berpikir sepertinya saya sudah mulai menua.
Kelimpungan juga rasanya kalau harus menyesuaikan diri lagi dengan anak-anak muda masa kini, yang karakternya berbeda dengan saya, yang dimana diri ini sudah mulai memilah mana tren yang perlu dan tidak perlu diikuti.Â
Tren yang menurut saya tidak sesuai dengan karakter, biasanya cukup saya perhatikan dan nikmati saja perkembangannya. Sedangkan anak muda masa sekarang, menurut saya, sangat dinamis.Â
Kategori menyenangkan dan antik tentu saja berbeda. Walau ya, bisa dibilang tidak terlalu beda sampai puluhan tahun.
Hanya saja selera saya memang vintage.
Ah, ternyata ini yang namanya sudah mulai menua.Â