Di usia saya yang sudah 30-an, percintaan anak muda tidak lagi menjadi topik yang ingin saya gali lebih dalam materinya, atau dicari narasumbernya.Â
Saya sudah melewatinya, dan perhatian saya lebih ke arah membangun karier, membentuk karakter, cara mengatur antara karier dan rumah tangga, dan sebagainya, layaknya usia 30-an pada umumnya.
Topik hari ini membuatku menyadari sepertinya saya mulai menua. Tidak hanya hari ini sebenarnya, topik pilihan 14 Agustus lalu tentang Cinta Segitiga juga membuat kaget, tapi saat itu tidak terlalu saya pikirkan sampai dalam.Â
Hanya merasa heran saja.
Cuman kan enaknya menulis di Kompasiana, tidak mau menulis sesuai topik pilihan pun tidak masalah.Â
Bukan topik saja yang saya perhatikan, judul-judul yang menjadi Artikel Utama selama setengah bulan ini pun saya perhatikan.
Saya jadi mendapatkan gambaran target market Kompasiana itu ke arah mana. Milenial yang usianya mungkin 18-29 tahun. Tapi itu hanya dugaan saja, jangan terlalu diambil serius.
"Peperangan" antar Kompasianer yang merujuk pada senior-junior, keluarnya salah satu kompasianer yang sangat loyal dan berdedikasi seperti Mba Ari Budiyanti, kritik beberapa Kompasianer terhadap Kompasiana mengenai topik, K-Rewards dan sebagainya, mendorong saya untuk mengetahui kriteria bacaan anak milenial seperti apa.
Akhirnya saya mengajak suami dan adik berdiskusi, karena mereka lebih mengikuti pola komunikasi dan kegemaran anak zaman now. Dan adik saya yang satu lagi, sebagai milenial, saya minta tanggapannya membaca artikel Kompasiana.
Saya pun menarik kesimpulan.
Anak muda sekarang suka tulisan yang seperti cerita, bukan digurui. Oke, saya masih bisa.