Sejak itu, saya pun lebih senang membeli brokoli lokal. Saking seringnya, si pedagang sayur selalu memberikan bonus, dan mengatakan "Terima kasih banyak ya, Mba, sudah beli yang lokal terus!", dengan senyum sumringah.
Hoho.. ada untungnya ternyata mencintai produk lokal. Turut senang juga melihat si pedagang sayur tersebut merasa senang hasil tanamnya dihargai, disamping saya dapat bonus tambahan brokoli.Â
Menurut Wikipedia, brokoli ternyata memang bukanlah asli tanaman Indonesia. Ia masuk ke ranah Indonesia tahun 1970-an.
Brokoli sendiri berasal dari Mediterania, yang dikembangkan oleh bangsa Etruria, bangsa yang pertama kali menempati Roma. Dengan begitu, brokoli ini sudah dinikmati dari zaman Kerajaan Romawi.
Walau sebenarnya berasal dari luar, tetap saya lebih suka rasa brokoli hasil budidaya lokal, karena rasanya cocok dengan lidah saya.
Hmm, saya agak bertanya-tanya sih, apakah kandungan tanah kita dengan luar negeri berbeda, sehingga menghasilkan rasa yang berbeda pula ketika dimasak?
Sejak merasakan dua bahan makanan tersebut, saya pun jadi keranjingan menyantap dan menikmati pangan lokal.Â
Apalah impor, kalau ada pangan lokal yang berkualitas. Lagian kan kita mesti mendukung produk dalam negeri. Kapan produk dalam negerinya merasa percaya diri, kalau kita tidak turut mendukung hasil karya anak bangsa, ya ga? Hehe.
Nah, berhubung hari ini adalah hari Kemerdekaan Indonesia, saya ingin sekali menyatakan rasa terima kasih pada para petani yang telah menghasilkan beragam bahan baku lokal yang berkualitas dan nikmat untuk disantap.
Semangat terus, Para Petani Indonesia!