Semakin tinggi sekolah, semakin fokus penjurusannya. Biasanya kita sudah ada ancang-ancang nih, mau bekerja sebagai apa nantinya. Pilihan penjurusan kuliah pun dilakukan.
Ditengah perjalanan kuliah, ada saja problema yang terjadi, seperti banyak tugas, dosen yang kayak gak niat ngajar, pengetahuan yang didapat sepertinya kurang bermutu, dan sebagainya. Tidak sedikit teman kampus yang mengundurkan diri atau pindah jurusan, karena dirasa tidak sesuai dengan passion-nya.
Saat bekerja, tidak semua orang mendapatkan profesi sesuai dengan jurusannya. Hal ini dikarenakan lapangan pekerjaan yang bisa dikatakan sedikit, sedangkan gelar sarjana banyak. Hiks... apalagi dimasa pandemi, banyak usaha yang kembang kempis dan mau tidak mau pengurangan jumlah karyawan pun dilakukan.Â
Kalau keadaan sudah begini, apakah kerja harus sesuai dengan bidang studi saat kuliah?
Idealnya sih begitu... tapi namanya hidup, belum tentu bisa sesuai idealisme kita. Andai mencari pekerjaan yang cocok dengan studi juga, bisa jadi akan ada kendalanya, misalnya suasana kerja yang kurang enak atau jarak tempuh yang ternyata terlalu jauh, atau bisa juga malah gaji yang didapat tidak sepadan dengan pengeluaran dan masih banyak hal lainnya. Akan selalu ada problema.Â
Lantas, apa yang harus kita lakukan ketika kita bekerja tidak sesuai dengan jurusan kuliah?
Mungkin kita harus pahami dulu kalau selama ini kita terlalu didoktrin (entah dimulai dari siapa) bahwa sukses dan bahagia itu kalau kita bekerja sesuai dengan bidang jurusan kuliah yang kita tekuni.Â
Kita dibatasi oleh pakem aturan yang kaku, hingga kita lupa bahwa sebenarnya ilmu yang kita pelajari saat kuliah sangat berlaku bila diimplementasikan dalam bidang kerja apapun, bahkan pergaulan di masyarakat.
Misalnya saja, Steve Jobs.Â