"Berjalan perlahan-lahan, menikmati sejuknya pohon, menyapa orang", merupakan potongan-potongan kalimat Muriel Imron dalam videonya yang membahas tentang  slow living. Dengan matanya yang berbinar-binar, dan ekspresinya seakan ia sedang menikmati udara disekitarnya dalam video, membuat saya terinspirasi untuk menikmati waktu yang berjalan dalam kehidupan saya.
Diawali dari jalan pagi sekitar komplek, saya mulai mencoba apa yang disarankan oleh Muriel Imron untuk menghirup udara segar, menikmati suara kicauan burung, memandang hijaunya pohon dan menyapa tetangga yang juga sedang jogging.Â
Wah, mengasyikkan juga ternyata. Biasanya kalau jalan pagi, saya akan lebih sibuk memperhatikan smart watch untuk mengontrol detak jantung saya sudah mencapai pembakaran lemak atau tidak. Juga, mendengarkan musik melalui earphone supaya tidak merasa bosan.
Dari kebiasaan tersebut, secara tidak sadar, saya digiring untuk menikmati segala aktivitas dan kejadian yang saya alami. Mindfulness, menikmati kehidupan secara sadar ternyata menyenangkan juga.Â
Bahkan lucunya, saya tidak lagi menganggap kejadian yang menyedihkan menjadi bagian dari kesialan, melainkan pembelajaran untuk direnungkan dan intropeksi diri. Selain itu, waktu yang saya habiskan untuk berkubang dalam kesedihan rasanya tidak terlalu lama, karena dari hasil perenungan dan intropeksi diri tersebut, saya terdorong untuk mencari solusi.Â
Kalau kata orang tua, kegagalan ataupun kesulitan bukanlah akhir kehidupan, melainkan pembelajaran supaya kita menjadi pribadi yang lebih kuat dan bisa berempati terhadap sesama.Â
***
Selain gaya hidup berkesadaran, Muriel Imron juga memasukkan konten tentang zero waste lifestyle, yakni gaya hidup untuk mencintai lingkungan.Â
Dari sana, mata dan pikiran saya dibuat terbuka dengan fakta-fakta yang ia sodorkan dalam konten-kontennya. Manusia tidak hidup sendiri dibumi, ada alam dan hewan yang memerlukan perhatian dan uluran tangan kita. Alam dan hewan tidak akan bertumbuh subur dengan sendirinya apabila kita terlalu sering mengekploitasinya.
Saya pun tergerak untuk berpartisipasi dalam gerakan mencintai lingkungan, walau jauh dari kata maksimal, seperti berusaha mengurangi sampah plastik, tidak membuang sampah, berusaha memisahkan sampah plastik dan organik, menghabiskan makanan, mengkreasikan barang yang sudah tidak terpakai, dan hanya membeli pakaian yang berbahan katun.
Bentuk rasa cinta pada alam tidak sampai disitu saja sebenarnya, masih banyak langkah lain yang Mbak Muriel informasikan dalam kontennya, tapi belum bisa saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari.