Yogyakarta menjadi tempat wisata favorit saya, bahkan saya bercita-cita mau tinggal disana dengan pasangan pas usia senja nanti.
Adem, tenang, dan jauh dari hiruk pikuk membuat saya sangat betah disana. Tutur kata dan sikap yang santun, serta sangat ramah dari para warganya membuat saya semakin betah.
Chemistry saya dengan Yogyakarta bisa jadi tumbuh karena terlalu sering membaca tentang sejarah kerajaan Jawa. Sultan Agung dan Sultan Hamengku Buwono I menjadi tokoh idola saya dalam kerajaan di Indonesia. Kedua Sultan ini mengajarkan pada saya untuk terus bersemangat menimba ilmu, harus memiliki prinsip dan harga diri, serta mencintai budaya bangsa sendiri.
Karena keseringan baca dan nonton, akhirnya lama-lama saya penasaran juga dengan Budaya Jawa. Ada salah satu buku yang menyajikan makna dari falsafah orang Jawa, saya tertarik, namun sama sekali gak kuat untuk menyelesaikan buku tersebut. Baru buka buku, pasti langsung ingin tidur. Hehe. Pasalnya sulit bagi saya menyerap makna kalimat yang disajikan dalam buku tersebut.
Akhirnya saya pun lebih senang menonton di channel YouTube.Â
Saya sangat menyukai tontonan media yang mewawancarai Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hayu. Jawaban-jawaban yang beliau berikan atas pertanyaan reporter sangat membuka wawasan.Â
Semakin bersemangat untuk mencari tahu tentang budaya Jawa ketika GKR Hayu mengatakan bahwa gerakan dalam tarian Jawa terkandung makna, salah satunya mengajarkan wanita harus memiliki sikap yang lemah lembut, namun memiliki hati yang teguh dan tegar. Selain itu, beliau juga menjelaskan ada  salah satu gerakan tarian Jawa yang maknanya masih relevan dengan kehidupan sekarang yakni jadi orang jangan munafik.
Saya menyukai simbolisasi seperti itu, karena adanya budaya menunjukkan kita sangat bersyukur pada ciptaan Tuhan, dimana kita memakai akal budi yang telah Tuhan berikan untuk menciptakan suatu peradaban budaya.Â
GKR Hayu yang kuliahnya mengambil jurusan IT telah membuat Website dan sosial media supaya masyarakat Indonesia bisa memahami dan memiliki akses untuk mencari tahu lebih dalam mengenai budaya Jawa.
Instagram @kratonjogja pun langsung saya follow. Kontennya sangat menarik dan membuka wawasan mengenai aktivitas di Keratonan, makna budaya Jawa, serta sejarah para Sultan terdahulu.
Bahasa yang disajikan dalam konten IG-nya Kraton tidak kaku, tapi jauh dari nyeleneh atau mengikuti caption gaul saat ini. Terasa sekali kalau Keraton ini bisa fleksibel dengan peradaban masa kini, namun tetap menjaga kewibawaan dan santun dalam berbahasa.
Dari IG tersebut, saya baru tahu kalau di Keratonan membuka kelas bagi umum untuk belajar kesenian Jawa, seperti alat musik, tarian dan menyanyi. Wah, kalau PSBB ini sudah selesai, saya mau ahh ambil cuti untuk belajar disana.
Benar-benar melihat konten feed dan story @kratonjogja menjadi pengobat rindu saya terhadap Yogayakarta. Namun, sayang sekali @kratonjogja tidak mengadakan live, coba kalau ada, mungkin saya akan semakin merasa sedang berwisata virtual kesana, dan kerinduan saya bisa semakin terobati.
Salam hangat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H