Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dendangan Asyik Pemusik Jalanan, Pengendara Langsung Mengeluarkan Receh

16 Juni 2020   13:30 Diperbarui: 16 Juni 2020   13:23 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tiga pemusik jalanan | Foto : Kompas.com

Kemarin, hari pertama saya beraktivitas kerja. 

Sepulangnya dari kantor, saya pun melewati salah satu lampu merah di Alam Sutera. 

Biasanya disana memang ada pemusik jalanan, ada orang dewasa, juga anak-anak yang membawa alat musik kricikan ataupun gitar. 

Mereka biasanya akan mendendangkan lagu disetiap kendaraan yang berhenti, kemudian langsung berhenti ketika menerima uang dan berjalan ke kendaraan berikutnya. Atau pemusik jalanan akan melewati pengendara, kalau pengendara memberikan lambaian tangan, tanda enggan memberikan uang.

Saya perhatikan biasanya para pengendara palingan memberikan Rp 500 sebagai tanda kasihan kepada para pemusik jalanan.

Tapi kemarin ada yang berbeda di lampu merah Alam Sutera tersebut. Ada 3 orang pemusik jalanan, 2 wanita dan 1 pria. Mereka memainkan alat musik sambil menyanyikan lagu dangdut tepat didepan lampu merah. 

Suara mereka, maaf, standar saja, tidak terlalu bagus ataupun terlalu buruk, tapi irama dan cara mereka bernyanyi sangat bersemangat dan asyik sekali mendengarkan.

Saya pun langsung menyiapkan uang Rp 2.000-an, tidak bisa kebanyakan. Maklum lagi ngirit. Hehe. Kemudian menunggu mereka datang menghampiri saya. Setelah menyiapkan, saya memperhatikan sekitar saya. 

WOW! Kaget, sekeliling pengendara disamping kiri, kanan dan depan saya menyiapkan uang juga untuk pemusik jalanan tersebut. Saya kurang tahu kalau yang dibelakang saya bagaimana.

Jujur, baru kali ini saya melihat pengendara sukarela langsung mengeluarkan koceknya karena menikmati dendangan asyik pemusik jalanan. Tidak perlu diinjak kakinya dulu ataupun dipelototi, bahkan tidak juga memberikan karena berbelas kasihan. 

Berdasarkan pengamatan yang saya lihat dari gelas AQUA transparan ketiga pemusik jalanan tersebut, mereka cukup banyak mendapatkan Rp 2.000-an, bahkan ada yang memberikan uang yang lebih lagi.

Salut! Itulah yang saya rasakan. Sayang sekali saya tidak mendapatkan foto mereka karena setiap mau mengambil momen, tertutup kepala pengendara lainnya. Ingin sekali saya memamerkan dengan bangga apa yang saya lihat. Karena saya pernah mendengar perbandingan pemusik jalanan kita dengan orang luar, dimana orang luar biasanya memainkan lagunya dengan sangat atraktif. Hoho, bisa jadi sekarang pemusik jalanan kita bakal seperti orang luar, memainkan lagu-lagunya dengan begitu riang, tulus dan atraktif :)

Dari ketiga pemusik jalanan tersebut, saya belajar, dengan mengerjakan segala sesuatu dengan hati dan rasa riang yang tulus, pasti orang lain akan menikmati dan merasakan ketulusan dari sebuah karya yang dikerjakan.

Selamat menikmati hari :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun