Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Hukum Artikel Utama

Adilkah Pengadilan Britania Raya terhadap Reynhard Sinaga?

8 Januari 2020   01:54 Diperbarui: 8 Januari 2020   07:49 4090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum menulis lebih panjang, saya ingin mengawali tulisan saya dengan ini hanyalah sekedar pemikiran saya.

Kasus Reynhard Sinaga sangat menghebohkan dunia, pasalnya perbuatannya yang menyimpang dengan memperkosa para korbannya yang jumlahnya sekitar 159 orang selama 2,5 tahun dari tahun 2015 sampai tahun 2017.

Sinaga dijerat 159 dakwaan kejahatan seksual, 136 dakwaan pemerkosaan, 8 dakwaan percobaan pemerkosaan dan 14 dakwaan penyerangan seksual.

Kita akan menyebut orang ini "Psycho", apalagi Sinaga selama persidangan sama sekali tidak menunjukkan rasa menyesal. Ia disebut predator seks, bahkan dicap sebagai pemerkosa terburuk sepanjang sejarah hukum di Inggris.

Nah, untuk selebihnya Anda pasti sudah baca dan pasti sudah tahu banyak tentang Reynhard Sinaga. Namun ada beberapa pemikiran yang hinggap di kepala ini, entah karena pengaruh saya nonton Ip Man, atau karena terlalu banyak membaca dan menonton sejarah penjajahan yang dilakukan pihak asing, serta adanya teori konspirasi yang seringkali dilakukan negara barat dengan memanfaatkan media massa untuk menyerang negara yang ingin ditaklukkannya.

Tapi izinkan saya menulis sederet pemikiran ini.

Sinaga ditangkap tahun 2017 dan diadakan empat kali sidang, sebelum akhirnya diputuskan penjara seumur hidup pada tahun 2020.

Dalam BBC News, Ian Rushton, selaku jaksa penuntut bahwa dia predator seksual dan pemerkosa yang bisa dikatakan paling aktif sepanjang sejarah dunia, setidaknya dalam Britania Raya.

Lisa Waters dari St. Mary's Sexual Assault Referral Centre menjelaskan kejiwaan para korbannya yang mengalami isu kesehatan mental dan rasa ingin bunuh diri.

Oke, Sinaga tuh jahat! Pemerkosa!

Selama dua tahun, kepolisian menghubungi para korbannya, akan tetapi adakah saksi mata yang dipanggil? Adakah teman-teman atau orang-orang sekelilingnya yang ditanyakan?

Hanya satu dua temannya yang ditanyakan, dan pengakuannya adalah Sinaga adalah pribadi yang menyenangkan dan baik, kemudian teman yang lain menyebutkan Sinaga seperti Peter Pan, dan memiliki pribadi yang narsistik. 

Apakah selebihnya ia tidak memiliki teman lain? Kok hanya dua orang yang dimuat di media? 

Kemudian, beberapa liputan pemberitaan menayangkan Sinaga keluar dari apartemen berlari menuju Club untuk mengambil pria berusia muda dan setengah mabuk, dalam waktu 60 detik Sinaga kembali ke apartemennya membawa korbannya.

Lantas, kenapa tidak ditayangkan salah satu saat Sinaga kembali membawa korbannya? Sebagai bukti pemberitaan dong. Oke lah, tidak ditayangkan melindungi korban, tapi kan bisa diblur?

Supaya kita, publik, lihat dengan jelas sekali, bagaimana cara Sinaga mampu "menarik" korbannya dalam waktu hanya 60 detik. Dibopong kah? Diseret kah? Atau lari bersama menuju apartemen Sinaga?

Lalu, ada hal lagi yang muncul dalam pemikiran saya, selama proses pengadilan , Sinaga dikatakan sama sekali tidak menunjukkan raut penyesalan.

Hal tersebut dinyatakan oleh Hakim Pengadilan, dan diperkuat oleh pernyataan Minister Counselor KBRI, Thomas Ardian Siregar bahwa Sinaga tidak menyesali perbuatannya, karena yang ia lakukan dengan korban atas dasar suka sama suka.

Hmm.. saya kurang paham hukum sebenarnya, tapi melihat dari pemberitaan atas dirinya yang ternyata psycho, mengapa tidak ada tes gangguan kejiwaan? 

Mungkin memang tidak perlu kali ya, tapi bisa jadi tidak kasusnya ini seperti Billy Milligan, dimana Milligan memiliki 23 kepribadian dalam dirinya, yang disidangkan tahun 1970an di Ohio, Amerika Serikat. 

Ia melakukan sederet kejahatan seperti pencurian, penyerangan, pemerkosaan, Milligan dites kejiwaannya. Saksi yang mengenal Milligan dan korbannya sendiri bersaksi selama pengadilan berlangsung.

Kasusnya Billy Miligan saat itu menjadi santapan publik, jadi berlangsungnya pengadilan bisa diketahui. Kalau Sinaga? Sidang dilakukan tertutup dengan alasan agar sidang berjalan adil dan melindungi korban dari publisitas.

Kalau begitu, mengapa sekarang dipublisitaskan? Kan pasti publik akan mencari tahu korbannya siapa saja?

Berdasarkan CNN, dalam aturan persidangan Inggris, misalkan Hakim Pengadilan, tidak memperbolehkan media meliput ataupun mengumbar berita haruslah ditaati.

Media apa saja yang hadir? Apakah hanya media tertentu dari Inggris saja yang hadir dalam persidangan tersebut? Masalahnya korban-korbannya Sinaga itu orang Inggris semua lho itu, bisa jadi ada subjektivitas ga dalam pemberitaanya?

Saya pribadi tidak membetulkan perbuatan Reynhard Sinaga, karena salah tetap saja salah, akan tetapi ada beberapa hal dalam kasus persidangan tersebut yang membuat saya heran, saya akan rangkum, supaya Anda tidak pusing sama pikiran saya, yakni:

Pertama, mengapa hanya menayangkan Sinaga lari mencari korbannya? Tapi saat kembali membawa korban, sama sekali tidak ditayangkan, padahal bisa kalau mau melindungi, korban bisa diblur? Dan durasi waktu 60 detik tersebut mengapa hanya berdasarkan pernyataan saja? Tidak ada tayangannya sama sekali?

Kedua, mengapa hanya ada kesaksian dari para korban semata? Teman pun hanya dua yang ditanyakan, dan entah itu memberikan kesaksian atau tidak dipengadilan. Dosen, komunitas, ataupun tetangga yang mengenalnya sama sekali tidak ditanya kah?

Ketiga, ada keganjilan atas sikap Sinaga yang katanya selalu tersenyum usai pengadilan, dan terlihat seperti menikmati setiap prosesnya. Ia pun kekeuh banget apa yang ia lakukan atas dasar suka sama suka. 

Dengan tingkat psycho-nya yang parah, mengapa tidak dites kejiwaannya? Dan ada pertanyaan juga, siapa sajakah yang menyaksikan senyumannya dan raut wajah yang menikmati proses persidangan?

Keempat, siapa saja yang hadir saat persidangan? Perwakilan dari media negara mana saja yang mendengarkan proses persidangan tertutup tersebut? Apakah pemberitaan media tersebut melakukan framing atau objektif?

Dari keempat pertanyaan tersebut, saya mengaitkannya dengan keputusan hakim dan pemberitaan ini bisa dilakukan setelah Uni Eropa melarang pengimporan sawit dan bijih nikel dari Indonesia selama dua tahun belakangan, bahkan sekarang Indonesia sendiri mengajukan gugatan kepada WTO mengenai pendiskriminasian Uni Eropa terhadap sawit Indonesia.

Bukankah nama Indonesia bisa semakin jatuh dan buruk sekali karena kasus sang predator seks dari Indonesia yang sangat jahat sepanjang sejarah?

Tidak semua orang asing mengenal Indonesia, bahkan ada juga yang tidak tahu kalau Indonesia itu adalah sebuah negara. Hmm... Apakah ada maksud dari publisitas kejahatan dari seorang warga negara Indonesia secara besar-besaran seperti ini?

Sekali lagi ini hanya pemikiran saya saja, mohon maaf apabila ada kesalahan. Akan tetapi, yang perlu dipelajari dari kasus Reynhard Sinaga ini, mari jaga kesehatan mental kita dan orang-orang sekitar, dan jaga sikap kita ketika berada di negara orang, karena kita tidak akan pernah bisa membuang latar belakang kita sebagai warga negara Indonesia.

Jangan sampai karena kekhilafan atau kesalahan satu orang, nama bangsa yang terdiri atas beratus-ratus juta jiwa jadi kena dampaknya, dinilai kurang baik di mata dunia.

Salam :)

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun