Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menjelajahi Makam Raja Mataram Imogiri dengan Sedikit Kemistisannya

3 Desember 2019   22:57 Diperbarui: 4 Desember 2019   23:33 2661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu Komplek Pemakaman Sultan | Dokpri

Kemudian, berjalan terus kita akan memasuki area wilayah Makam Raja Ngayogyakarta, yang dibagi menjadi 3, masing-masing kompleks berisi 2-3 makam Sultan. 

Pemandu wisata di Kompleks Pemakaman Saptarenggo yang terdapat makam Sultan Hamengkubuwono VII-IX, dan keluarga | Dokpri
Pemandu wisata di Kompleks Pemakaman Saptarenggo yang terdapat makam Sultan Hamengkubuwono VII-IX, dan keluarga | Dokpri

Saya berkesempatan untuk memasuki komplek pemakaman Sultan Hamengkubuwono VII-IX, yang bernama Saptorenggo. Didalamnya ada 7 kuncen yang bertugas pada tiap Kompleks Pemakaman. 

Kaget bukan main, ketika melihat dalam Kompleks, astaga, tangga lagi! Ada banyak, mana terik pula mataharinya.

Saya tadinya mau mengurungkan niat untuk naik, karena kondisi kesehatan Ibu saya, eh, malah Ibu bersemangat sekali untuk naik. Ternyata beliau sangat mengagumi Sultan Hamengkubuwono IX, dan ingin sekali berziarah ke makamnya. 

Kami pun diwajibkan untuk berganti pakaian adat budaya Jawa khusus untuk rakyat yang mau menemui Raja. 

Untuk wanita, wajib memakai kemben batik dan bawahan kain panjang batik. Kalau pria, wajib memakai blangkon, baju seperti abdi dalem, dan bawahan kain panjang batik. 

Senang sekali, itu perasaan yang benar-benar saya rasakan. Pemakaian bajunya dibantu oleh dua Mbayu yang berjualan minuman dan bunga disana. 

Untuk baju dan jasa pemakaian bajunya dikenakan biaya yang terpisah. Sewa baju kalau tidak salah seharga Rp 30an ribu, kalau Mbayu-nya per orang Rp 10.000,00. 

Setelah berganti pakaian, alhamdulillah sekali, cuaca berganti menjadi mendung. Selain pakaian adat, untuk ke makam, kami juga tidak diperbolehkan pakai alas kaki.

Dan kaget sekali, ternyata batu  yang kami pijak sama sekali tidak panas. Hoho. Bagus lah, wes lancar ke atas. Kami pun menaiki tangga dan kembali ada Gapura didepannya. Kami tidak lagi diantar oleh pemandu wisata, tapi digantikan oleh kuncen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun