Kemudian, berjalan terus kita akan memasuki area wilayah Makam Raja Ngayogyakarta, yang dibagi menjadi 3, masing-masing kompleks berisi 2-3 makam Sultan.Â
Saya berkesempatan untuk memasuki komplek pemakaman Sultan Hamengkubuwono VII-IX, yang bernama Saptorenggo. Didalamnya ada 7 kuncen yang bertugas pada tiap Kompleks Pemakaman.Â
Kaget bukan main, ketika melihat dalam Kompleks, astaga, tangga lagi! Ada banyak, mana terik pula mataharinya.
Saya tadinya mau mengurungkan niat untuk naik, karena kondisi kesehatan Ibu saya, eh, malah Ibu bersemangat sekali untuk naik. Ternyata beliau sangat mengagumi Sultan Hamengkubuwono IX, dan ingin sekali berziarah ke makamnya.Â
Kami pun diwajibkan untuk berganti pakaian adat budaya Jawa khusus untuk rakyat yang mau menemui Raja.Â
Untuk wanita, wajib memakai kemben batik dan bawahan kain panjang batik. Kalau pria, wajib memakai blangkon, baju seperti abdi dalem, dan bawahan kain panjang batik.Â
Senang sekali, itu perasaan yang benar-benar saya rasakan. Pemakaian bajunya dibantu oleh dua Mbayu yang berjualan minuman dan bunga disana.Â
Untuk baju dan jasa pemakaian bajunya dikenakan biaya yang terpisah. Sewa baju kalau tidak salah seharga Rp 30an ribu, kalau Mbayu-nya per orang Rp 10.000,00.Â
Setelah berganti pakaian, alhamdulillah sekali, cuaca berganti menjadi mendung. Selain pakaian adat, untuk ke makam, kami juga tidak diperbolehkan pakai alas kaki.
Dan kaget sekali, ternyata batu  yang kami pijak sama sekali tidak panas. Hoho. Bagus lah, wes lancar ke atas. Kami pun menaiki tangga dan kembali ada Gapura didepannya. Kami tidak lagi diantar oleh pemandu wisata, tapi digantikan oleh kuncen.