Lah, bagaimana saya bisa cinta negara sekedar toilet umum saja tidak bisa saya jaga kebersihan dan keawetan pintunya?
Kemudian bergosip dan menghakimi orang lain tanpa tahu berita pastinya bagaimana.
Contoh, sepotong pemberitaan Agnez Mo yang mengatakan kalau dirinya numpang tinggal di Indonesia, langsung deh, ada yang bilang "Kacang lupa pada kulitnya", atau "Kecewa sama idola", dan sebagainya.Â
Hmm.. Apakah itu juga termasuk memiliki rasa nasionalisme? Kerukunan dan kepercayaan pada saudara sendiri saja sangat rentan terganggu akibat sepotong kalimat yang sama sekali tidak mewakili inti pesan.
Jadi, makna rasa nasionalisme, saya rasa, tidak sesempit mengaku diri orang Indonesia saja, akan lebih memiliki hikmah dan terasa rasa cinta negara kalau tindakan kita lah yang menunjukkan sikap nasionalisme itu sendiri, dengan tidak mudah diadu domba, berempati dengan sesama, turut membantu dan  memberikan solusi pada permasalahan negara, dan masih banyak hal lainnya yang menunjukkan rasa cinta kita pada negara. Layaknya kita mencintai pasangan.
Bicara itu mudah, tindakan yang sesuai ucapan itu yang sulit.
Akan lebih baik pula, bila kita tidak mudah menilai orang lain kacang lupa kulitnya, kemudian membandingkan nasionalisme orang yang satu dengan orang lain. Apakah diri kita sendiri sudah memiliki rasa nasionalisme yang sejati?
Salam Nasionalisme :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H