"Berterima kasihlah pada barang-barang yang telah menemanimu sehari-hari, jangan anggap barangmu itu hanyalah benda mati, karena mereka sebenarnya bisa merasakan apa yang kamu rasakan padanya."
Begitulah kurang lebih kalimat dibuku Marie Kondo.
Hmm..mari coba Anda hitung dalam sehari sudah berapa lama menggunakan aku???
Ketika aku di-charge, coba Anda ingat-ingat masih pakai untuk melakukan pekerjaan tidak? Atau sekedar mendengarkan podcast atau lagu?
Dalam sehari, kira-kira ada berapa data yang kutampung? Dan seiring berjalannya hari, bulan dan tahun, berapa banyak data yang bertambah?
Fiuhh.. untung saja penciptanya aku itu pintar, aku dibuat sebandel mungkin. Jadi kalau pemilik aku mau pakai seharian tanpa lelah, serta menampung banyak data dan aplikasi, aku sangat kuat! Walau satu sisi aku berusaha tegar menahan penat.
Terkadang rasanya badanku lelah sekali, ketika Anda pakai banyak aplikasi, tapi tidak segera ditutup pakai switch aplikasi.Â
Akan tetapi, aku sudah komitmen dengan penciptaku, aku mau berguna bagi masyarakat dan memberikan kemudahan hidup bagi Anda, terutama dalam bidang pekerjaan.
Dan aku sendiri sangat senang sekali ketika Anda begitu membanggakan aku kepada teman-teman, aku adalah gawai canggih yang bisa memenuhi kebutuhan Anda.Â
Dan begitu bangga ketika aku selalu dipakai dan begitu diandalkan oleh Anda, sampai-sampai aku dipakai non stop, dari Anda bangun tidur sampai mau tidur lagi.
Walau setelahnya Anda menggeletakkan aku begitu saja, tanpa dilap terlebih dahulu atau casing-ku dilepas sementara. Ada rasa puas dan bangga dihatiku, aku begitu berguna bagi kehidupan Anda.
Namun....
Aku juga mesti terima nasib aku menjadi gawai
Ketika adikku lahir dengan performa yang jauh lebih bagus, lebih gesit, kamera lebih mumpuni, kecepatan ram lebih kencang, sekencang mobil F1. Aku mesti siap-siap dikatai oleh Anda.
"Lebih lemot", "sudah tidak canggih lagi, nih", "duh, kameranya kurang oke".
Yah, wajarlah itu, pencipta aku selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat dunia.
Aku juga mesti terima nasib, ketika aku di-update terus, dan kapasitas diriku sudah tidak cukup lagi menanggung beban, aku dijual dengan harga yang lebih murah supaya Anda bisa membeli adikku.
Aki hanya bisa pasrah dan segera serah terima komitmen diri kepada adikku untuk selalu memberikan kemudahan dalam hidup Anda, untuk bekerja, membangun relasi, mendapatkan wawasan atau sekedar kepo-in kehidupan orang lain.
Semoga adikku langgeng bersama Anda dan Anda, pemakai gawai, lebih bisa menyayangi dan menghargai keberadaan adikku, jadi Anda tidak perlu sering-sering membeli gawai.
Tidak di-charge semalam suntuk, tidak sering-sering digunakan ketika adikku sedang di-charge, kemudian aplikasi yang sudah tidak dipakai ditutup dengan switch app, data-data yang sudah tidak terpakai dibuang atau dipindahkan ke komputer.
Apa lagi ya?
Oh, hehe.. kalau boleh saran adikku tolong dilap pas Anda mau tidur, dan casing-nya dilepas. Biar adikku nafas dulu gitu.
Dan ada baiknya Anda bersyukur pada gawai yang sudah  dimiliki. Karena kalau tidak, misal ada adikku yang lain lahir lagi dan ditawarkan dengan  performance yang lebih baik, otomatis Anda akan melihat gawai yang sedang Anda pegang tidak sebaik si gawai baru.
Ini hanya sekedar saran saja ya, kawan. Sebagai kata-kata terakhir sebelum aku berpindah kepemilikan. Berat rasanya berpindah tuan sebenarnya.
Terima kasih, kawan, sudah pernah menjadikanku begitu berharga dengan mengisi kehidupan Anda. Semoga Anda dengan adikku bisa cocok dan langgeng, maksimal lima tahunan lah.
Salam mantan yang begitu setia,
Gawai
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H