Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tes DNA yang Menangkal Politik Identitas

16 Oktober 2019   14:19 Diperbarui: 21 Oktober 2019   04:54 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik identitas SARA belakangan sering digunakan oleh para oknum politik demi mendapatkan kekuasaan. Hmm... mungkin para politikus ini perlu banyak belajar cara berpolitik yang elegan tanpa memancing perang saudara, tapi tetap bisa mendapatkan perhatian dari masyarakat.

Karena ulah para oknum politik ini, akhirnya membuat orang-orang yang menyadari pentingnya Bhinneka Tunggal Ika menjadi bekerja keras untuk merajut kembali persatuan Bangsa.

Historia, salah satu media daring yang ingin memberantas dampak dari politik identitas, kemudian bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan riset Penelusuran Leluhur Orang Indonesia Asli. Hasil riset ini dipamerkan di Museum Nasional dimulai dari tanggal 15 Oktober sampai 10 November 2019 mendatang. 

Riset ini merekrut para relawan seperti Najwa Shihab, Hasto Kristiyanto, Grace Natalie, Budiman Sudjatmiko, Mira Lesmana, Ayu Utami, Riri Riza, dan Ariel Noah. Metode yang digunakan dengan mengambil DNA mitokondria yang diturunkan dari pihak ibu, kemudian kromosom Y yang hanya diturunkan dari pihak ayah, baru diteliti DNA autosom-nya yang diturunkan dari kedua orangtua.

Dari metode tersebut, para peneliti bisa mengetahui leluhur genetik para relawan.

Yang mengagetkan adalah Najwa Shihab, yang ternyata memiliki 10 leluhur genetik. Komposisi para leluhurnya ini adalah 48.54% Asia Selatan, 26,81% Afrika Utara, 6,06% Afrika, 4,19% Asia Timur, Diaspora Afrika 4,15%, Timur Tengah 3.48%, Eropa Selatan 2,20%, Diaspora Eropa 1,91% dan Diaspora Asia 1.43%.

Sumber: Kumparan.com
Sumber: Kumparan.com
Kemudian ada Mira Lesmana dan Riri Riza yang memiliki kesamaan leluhur, tapi berbeda komposisinya. 

Leluhur genetik Mira Lesmana antara lain 49,66% Cina, 28,10% India, 12,21% Asia-Amerika, dan 0,03% Irak Kurdi. Sedangkan , leluhur genetik Riri Riza 46,24% India, 3395% Jepang, 17,27% Asia Amerika dan 2,53% Irak. 

Kalau Ariel Noah ada 4 leluhur genetik, yakni 79,98% campuran negara Asia Selatan, antara lain India, Bangladesh, Tamil, Nepal, kemudian 15,14% Jepang, 5,02% Asia-Amerika dan 0,05% Cypriot Yunani.

Oh, pantas saat Ariel NOAH menyanyi Mungkin Nanti dalam versi bahasa Jepang, lafal bahasanya sangat bagus dan seperti orang Jepang asli. Hehe.. maksa..

Grace Natalie, yang notabene kulitnya putih dan terlihat jelas keturunan Tionghoa, ternyata memiliki genentik 0,01% DNA Afghanistan. Nah, lho. Jadi kalau ada yang mau ngatain para keturunan Tionghoa, "Cina", mendingan tes DNA dulu. Jangan-jangan yang ngatain juga ada keturunan Cina-nya lho. Hehe.

Selain para publik figur, ada juga wartawan Kompas, Ahmad Arif yang melakukan tes DNA menggunakan metode mengambil sampel darah dengan saliva (air liur). Ternyata hasil tes DNA-nya menunjukkan bahwa Ahmad Arif yang merupakan orang Jawa tulen, memiliki leluhur yang berasal dari Tiongkok sekitar 9.000 tahun yang lalu.

Ada juga influencer, Gita Savitri Devi asal Palembang, dari unggahan InstaStory-nya, hasil tes DNA-nya menunjukkan bahwa ia memiliki leluhur genetik 52,1% orang Filipina (sebagian besar Palawan), 42,3% Jawa Tengah, 4% Vietnam, dan 1,6% India Utara, Pakistan dan Bengali.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan hasil tes DNA ini menunjukkan bahwa orang Indonesia yaa tidak ada yang murni Indonesia, semuanya memiliki keanekaragaman genetik.

Mengapa orang Indonesia memiliki leluhur yang beraneka ragam?
Berdasarkan hasil penelitian Herawati Supolo-Sudoyo, Indonesia adalah tempat yang strategis, dari zaman dahulu kala sekali, sekitar tahun 100.000-150.000 tahun lalu. Ada 4 gelombang yang datang ke Indonesia pada tahun-tahun yang berbeda, dan mereka semua saling berbaur. 

Nah, dari dulu sudah ada gelombang migrasi, gelombang yang paling pertama datang ke Indonesia adalah orang-orang dari benua Afrika. Di Indonesia, mereka menyebar ke Kalimantan, Sumatera dan Jawa, yang pada tahun nenek moyang dulu, ketiga pulau besar Indonesia tersebut masih jadi satu, belum terpisah.

Mungkin karena bosan, atau terlalu banyak orang di tiga pulau tersebut, sebagian orang Afrika ini pindah ke Sahul, kalau sekarang Sahul itu namanya Papua dan Australia.

Setelah adanya gelombang pertama, gelombang kedua datang. Gelombang kedua ini orang-orang yang tadinya tinggal di Asia Daratan, kemudian berpindah ke Indonesia. Saat gelombang kedua ini datang, ada pembauran dengan gelombang pertama melalui hubungan pernikahan. Hal ini didapat dari penelitian tes DNA.

Berikutnya, ada gelombang ketiga yang datang, yakni orang Taiwan yang menyebar ke Filipina, Sulawesi dan Kalimantan. 

Orang Taiwan ini pun juga berbaur dengan gelombang pertama dan kedua. Pembaurannya bisa dalam bentuk hubungan pernikahan, terpengaruh keadaan lingkungan, kebiasaan mereka yang sudah lama tinggal di Indonesia, dan makanan yang mereka makan, serta segala jenis interaksi lainnya yang terjadi di Indonesia zaman itu.

Tahun 700-1300, gelombang keempat datang ke Indonesia melalui jalur perdagangan dan keagamaan.

Nah, ini pembauran terbesar yang terjadi di Indonesia. Orang-orang dari mancanegara yang datang, antara lain Arab, Tiongkok, India, Afrika Utara, dan Eropa. Mereka biasanya berbaur dengan masyarakat lokal yang tinggal di pesisir pantai, walau tidak semua. Karena sebagian besar para pendatang itu kan bisa masuk ke Indonesia melalui daerah laut. 

Dalam pembauran tersebut, tentu terjadi banyak interaksi lagi, ada hubungan pernikahan sebagai salah satu bentuk interaksi dari pembauran mereka. 

Dengan adanya bukti ilmiah dari hasil tes DNA yang menunjukkan keberagaman leluhur kita, serta sejarah asal muasal kenapa bisa kita memiliki gen leluhur dari banyak negara, yang tentunya sejarah tersebut ada pembuktian ilmiahnya, menunjukkan bahwa semua orang yang lahir di Indonesia, ya memang warga negara Indonesia.

Identitas kewarganegaraan kita tidak bisa dibedakan pribumi dan non-pribumi saja, karena DNA kita sendiri memiliki berbagai unsur darah leluhur dari berbagai macam negara.

Jadi, kalau ada yang mulai melakukan politik identitas, atau ada orang yang mencoba menghasut untuk membedakan antara pribumi dan non, coba suruh mereka melakukan tes DNA dulu di Meseum Nasional, jangan cepat terhasut dengan omongan orang tanpa bukti ilmiah yang pasti. 

Semoga dengan adanya hasil penelitian tes DNA ini, visi Historia untuk mengurangi intoleransi SARA di Indonesia bisa tercapai, dan tidak ada lagi para oknum yang melakukan politik identitas yang membuat bangsa ini keos karena perang saudara.

Salam Bhineka Tunggal Ika.

Referensi 

  • Aditia, Andika. 15 Oktober 2019. Najwa Shihab Punya DNA dari 10 Nenek Moyang, dari Mana Saja?. Diakses dari Kompas.com tanggal 16 Oktober 2019
  • Aditia, Andika. 15 Oktober 2019. Terungkap Hasil Tes DNA Ariel NOAH, Ada Gen Jepang hingga Yunani. Diakses dari Kompas.com tanggal 16 Oktober 2019
  • Aditia, Andika. 15 Oktober 2019. Hasil Tes DNA Mira Lesmana dan Riri Riza Punya Kesamaan, dari India hingga Jepang. Diakses dari Kompas.com tanggal 16 Oktober 2019
  • Hanggoro, Hendaru Tri. Grace Natalie Ternyata Punya Gen Afghanistan. Diakses dari Historia.id tanggal 16 Oktober 2019
  • Setiawan, Andri. Tes DNA Buktikan Keragaman Manusia Indonesia. Diakses dari Historia.id tanggal 16 Oktober 2019
  • Pamungkas, M. Fazil. Mengukur Kemurnian Manusia Indonesia. Diakses dari Historia.id tanggal 16 Oktober 2019
  • Puri, Risa Herdahita. Manusia Indonesia adalah Campuran Beragam Genetika. Diakses dari Historia.id tanggal 16 Oktober 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun