Setelah kejadian di Hotman Paris Show, dimana Nikita Mirzani (NM) memaki-maki Elsa Syarif (ES), selaku kuasa hukum mantan suami NM. Kini giliran ES yang "ngamuk", NM, Hotman Paris dan Melaney Ricardo dituntut.
ES yang didampingi oleh Farhat Abbas (FA) mengadakan konferensi pers untuk menginformasikan bahwa ia merasa marah adegan ia dimaki-maki ternyata tetap ditayangkan demi rating. Bahkan teman-teman ES sendiri yang tinggal di Malaysia juga sampai mengirimkan videonya dan mempertanyakan kebenarannya pada ES.
Sampai di sini saya bisa memahami ES marah, karena adegan tersebut tidak pantas untuk dipublikasikan, apalagi hal tersebut bisa dicontoh oleh generasi muda yang melihat maki-maki orang tua adalah sesuatu yang keren. Karena sekarang, saya perhatikan bad habit dan bad words dijadikan sesuatu yang keren oleh anak-anak muda.
Penayangan demi tingginya rating, sampai menghalalkan segala cara hingga hal yang meruntuhkan harga diri seseorang seperti dihalalkan, hanya demi menaikkan popularitas. Rasanya tidak pantas sekali, menurut saya.
Namun, agak aneh bagi saya ketika ES menambahkan ia kecewa karena Hotman Paris saat acara itu berlangsung sama sekali tidak melerai, dan Melaney Ricardo malah mengelus-elus NM yang padahal korbannya adalah ES. Melaney Ricardo dinilai seperti tidak memiliki rasa empati terhadap korban.Â
Mungkin Anda yang sudah menonton secara keseluruhan bisa melihat sendiri Melaney Ricardo bukan membela NM saat itu, melainkan elusannya bertujuan untuk menenangkan supaya NM tidak semakin menjadi-jadi. Hotman Paris pun disaat-saat terakhir menghentikan penayangan dan menggandeng ES untuk keluar dari ruangan.
Tayangan konferensi pers ES dan FA, saya tonton di YouTube Channel-nya Indosiar. ES sendiri juga menambahkan bahwa seluruh advokat di Indonesia merasa marah, karena harga diri dan martabat seorang advokat diinjak-injak oleh seorang artis yang tidak memiliki prestasi, apalagi sampai dipublikasikan. Tuntutan ES juga akan diberikan kepada semua orang yang membela NM dan Hotman Paris.
Wahhh... pernyataan-pernyataan dari menuntut Hotman Paris, Melaney Ricardo sampai pada menuntut semua orang yang mendukung NM, ini pasti memiliki banyak sekali komentar, pikir saya.
Benar saja, saya lihat dibawah komentarnya. Hampir sebagian besar berkomentar negatif dan tidak sedikit pula yang berkomentar mengolok-olok pernyataan ES, bahkan yang patut disayangkan ada yang berkomentar "Bacot Elsa! Mudah-mudahan cepat mati lu nenek gayung". Kasar sekali, kan?
Andai saja, NM bisa menjaga emosinya, rasanya jauh lebih bijak dan tidak akan mempengaruhi orang-orang yang menonton, apalagi yang masih remaja, dikhawatirkan tidak bisa menjaga emosi dan ngomong blak-blakan tidak peduli tempat, menjadi contoh yang dianggap baik oleh mereka. Hal ini saya rasa lama-kelamaan bisa merusak moral bangsa.
Sebagai perempuan, saya bersimpati dengan NM. Perempuan mana yang tidak sakit hati ketika ayah meninggal dibilang drama oleh mantan suaminya, kemudian NM masuk penjara satu setengah bulan, anaknya ditiduri oleh orang yang masih berstatus sebagai suaminya. Lalu ketika dirinya hamil, NM malah ditinggalkan begitu saja. Sekarang malah datang dan menuntut hak sebagai ayah untuk dipertemukan kepada anaknya.
Duh, saya sih pasti emosi jiwa begitu. Saya menempati diri sebagai NM, bila saya adalah dirinya, tentu anak akan saya larang bertemu dengan ayahnya yang pasti tidak akan memberikan contoh yang baik bagi diri anak. Kalau setelah bertemu, anaknya menjadi tidak benar atau "diapa-apain" sama mantan suami bagaimana? Apalagi ini mantan suami yang sedari awal tidak menunjukkan itikad baik, tidak pernah memegang sang anak sedari bayi, tentu ikatan batin ayah dan anak tidak terlalu kuat. Bisa "habis" anak saya nanti.Â
Tapiii... sebagai orang berprofesi sebagai public figure, yang sudah tahu seluruh seluk-beluk perilakunya pasti ditonton, dinilai bahkan ditiru, akan lebih baik NM meredam emosinya. Tidak hanya di acara itu saja, bahkan perseteruannya dengan para artis yang sering ia unggah di Instagram Story rasanya perlu dikurangi.Â
Bila NM memaki ES sebagai perempuan, seperti tidak memiliki empati terhadap dirinya sebagai perempuan. Ada baiknya NM juga berempati pada para orang tua yang anak-anaknya masih membutuhkan sosok yang dikagumi. Jangan hanya demi rating ataupun popularitas pribadi, karena kan segala hal  yang dilihat dan didengar, ada saja pasti yang meniru. NM sebagai public figure pasti menyadari hal tersebut.
Saya sendiri terkadang suka pada NM yang pernyataannya ceplas-ceplos, tapi memang kenyataan.Â
Namun bukan berarti ceplas ceplos seperti itu dilakukan setiap waktu tanpa melihat kondisi dan hampir di seluruh acara yang tayang, bahkan saat konferensi pers, dampaknya itu sangat panjang. Belum lagi, kalau banyak orang yang menyukai sikap NM, kemudian artis-artis lainnya yang juga mau mempertahankan eksistensinya, akhirnya mengikuti sikap NM yang ceplas-ceplos dan tidak pandang bulu melabrak dan mengumbar emosi, yang berimbas adalah moral anak-anak muda yang masih membutuhkan pengakuan, akhirnya bersikap yang sama, karena dianggap benar dan layak dilakukan.
Akibatnya, kita bisa membayangkan sendiri seperti apa ...
Disini saya bukan berarti membela NM ataupun ES, karena itu urusan mereka. Yang saya khawatirkan adalah dampak bagi orang-orang yang menonton, mungkin juga saya sendiri kalau terlalu banyak menonton hal seperti itu. Sudah cukup lah tayangan sinetron yang memprihatinkan, talk show dan infotainment, beserta para artisnya tidak perlu ikutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H