Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Diri Kita adalah Empunya Barang, Bukan Sebaliknya

1 Agustus 2019   13:32 Diperbarui: 5 Agustus 2019   02:01 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Weheartit.com

Iklan produk banyak bermunculan di media sosial, baik itu fashion, gadget dan masih banyak lagi. Untuk menarik perhatian, biasanya perusahaan menggunakan jasa endorsemen dan memberikan slogan yang sangat memikat dan menjanjikan seakan-akan membuat kita memang butuh barang tersebut.

Seperti misalnya perawatan tubuh, ada produk scrub untuk memutihkan kulit. Hampir sebagian besar dari kita, sering termakan iklan, bahwa cantik itu ya kulit harus putih.

Maka, dengan adanya scrub yang memutihkan kulit, seakan memberi jawaban pada kita, para wanita, untuk membantu kita terlihat semakin cantik. Apalagi produknya itu sudah direview oleh para artis dan influencer, maka banyak wanita yang semakin tertarik melihatnya. 

Padahal diri kita lah yang membuat diri kita menarik, bukan scrub pemutih itu. Mau diputihin atau di-bleaching berapa kali kulit kita, kalau dasarnya kita tidak percaya diri, maka diri kita tidak akan pernah merasa diri menarik.

Kemudian anggapan kalau memakai Iphone terbaru, maka kita akan terlihat semakin bergengsi dan lebih dihormati. Karena orang yang memakai Iphone biasanya diasumsikan sebagai orang yang memiliki banyak uang.

Demi mendapatkan kredibilitas seperti itu, ada saja orang yang rela berkredit ria melebihi budgetnya. Padahal dalam kesehariannya, bisa jadi ia tidak butuh-butuh amat menggunakan Iphone.

Karena adanya anggapan dan memiliki rasa ingin "diakui", serta banyak produk yang hadir seakan menyediakan kebutuhan kita, membuat kita sering membeli banyak produk, agar reputasi dan rasa percaya diri semakin terangkat. Pada akhirnya, uang kita lebih banyak dialokasikan untuk gengsi yang belum tentu kita dapatkan. 

Saya tertarik dengan kalimat pada buku Marie Kondo dan Francine Jay, bahwa kita adalah si empunya barang, bukan sebaliknya.

Bila kita membeli barang untuk menaikkan "harga diri" dan gengsi kita, lama-kelamaan baranglah yang menguasai diri kita.

Kita seakan-akan tanpa barang tersebut hanyalah butiran debu yang mudah terbang dan tidak terlihat. 

Padahal reputasi, harga diri, pengakuan dari orang lain dan sebagainya, semuanya berdasarkan diri kita sendiri. Bila kita memiliki rasa percaya diri yang kuat dan benar memiliki potensi, kita tidak memerlukan barang-barang tersebut untuk membuat diri kita merasa lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun