Hampir seluruh alasan si penulis terjadi dalam diri saya saat ini. Terutama, rasa stres dan jenuh pada pekerjaan. Rasanya pekerjaan saya terlalu monoton dan rutin sekali, belum lagi tim kerja suka membuat saya ingin meledak rasanya.Â
"Semua barang di ruang kerja yang tidak lagi saya gunakan, termasuk kertas-kertas dan amplop bekas yang tidak lagi terpakai --tapi saya pikir dulu siapa tahu bisa digunakan suatu hari nanti-- saya buang semuanya."
Pekerjaan yang tidak terlalu memberikan efek pada perusahaan, pasti akan saya tumpuk, sampai saya rasa sudah banyak. Dengan maksud agar merasa tertantang dan bisa kembali bersemangat untuk melakukan rutinitas pekerjaan.Â
Sayangnya, bukan rasa tertantang yang saya dapat, melainkan semakin malas. Tekanan pada pekerjaan juga tidak membuat saya tertantang, malah rasanya merepotkan. Jadi ketika saya pulang kerja, bukan rasa lelah karena tantangan pekerjaan, melainkan lelah karena terlalu jenuh.
Penasaran terhadap efek positif dari minimalis yang dikatakan Fumio Sasaki, saya mempraktikkannya tadi pagi. Semua barang di ruang kerja yang tidak lagi saya gunakan, termasuk kertas-kertas dan amplop bekas yang tidak lagi terpakai, tapi saya pikir dulu siapa tahu bisa digunakan suatu hari nanti, saya buang semuanya.Â
Ekstrim sih, padahal di buku itu tidak menyebutkan tindakan ekstrim seperti yang saya lakukan, hanya saja sepertinya lega sekali melihat ruangan kerja saya plong. Saya seperti masuk ke tempat kerja yang baru. Dari kegiatan beres-berberes, saya baru melihat ada beberapa pekerjaan yang saya tunda dari bulan lalu, ada yang belum saya kerjakan.Â
Alhasil, saya merasa ada semangat baru ketika mengerjakan pekerjaan saya. Konsentrasi dan fokus bekerja juga saya rasakan, saya hanya paling sesekali mengalihkan perhatian saya untuk mengistirahatkan sebentar otak saya. Kemudian, saya kembali konsentrasi dan fokus pada pekerjaan lagi. Mungkin ini baru hari pertama efek dari membuang barang.
Harapan saya, prinsip hidup minimalis ini benar memberikan efek yang sama dengan sang penulis dalam diri saya, setidaknya ruangan saya lebih rapi dan teratur, memberikan kesan nyaman ketika memasuki ruangan.
Setelah saya membaca keseluruhan buku ini dan mempraktikkannya dalam hidup saya, serta merasakan efek positifnya, saya akan kembali berbagi. Siapa tahu bisa bermanfaat untuk para kompasianer.
Atau adakah para kompasianer yang sudah melaksanakan prinsip hidup minimalis ini? Mungkin bisa bantu sharing, sehingga pengetahuan saya tentang prinsip hidup minimalis ini tidak terlalu sempit.Â
Terima kasih sebelumnya, salam hangat :)