Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Raih Prestasi Anak secara Maksimal Sesuai dengan Jenis Kecerdasannya

3 Juli 2019   13:12 Diperbarui: 3 Juli 2019   13:31 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keinginan Belajar dan Perkembangannya
Nah, pada bagian ini, menurut saya, anak-anak sangatlah menakjubkan, ketika cara belajar mereka disesuaikan dengan usia dan jenis kecerdasannya.

Para guru diminta untuk sensitif terhadap jenis kecerdasan anak-anak. Karena pendekatan kami dalam belajar-mengajar harus disesuaikan dengan hal tersebut.

Dilansir dari Ayahbunda.co.id, kecerdasan anak dibagi menjadi 8 yakni linguistik, logika-matematika, visual-spasial, musik, gerak tubuh, interpersonal, intrapersonal, dan naturalis.

Kalau di tempat saya bekerja dulu, cara anak menyerap pengetahuan dibagi menjadi 4 yakni audio (mendengarkan), visual (melihat), audiovisual (mendengarkan dan melihat),  dan kinestetik (bergerak).

Guru akan mengelompokkan anak dengan usia dan jenis kecerdasan yang sama, agar bisa diajarkan dengan berimbang.

Ada pengalaman, dimana orang tua yang anaknya baru berusia 3 tahun meminta agar anaknya harus sudah bisa membaca dan menulis dengan lancar saat ia berusia 4 tahun nanti. Hmm... cukup shock saya mendengar tuntutan seperti itu. Karena diusianya yang 3 tahun, idealnya, anak masih belajar menulis huruf dengan rapi, dan menggunakan titik-titik. Namun, saya tidak menyalahkan orang tua tersebut, karena sama seperti pemikiran saya di awal, supaya saat masuk sekolah dasar nanti bisa membaca dan menulis dengan lancar, tentu anak harus belajar sejak usia dini. Kebetulan anaknya memang sangat suka hal-hal yang berbau pengetahuan dan penurut.

Karena ada tuntutan seperti itu, akhirnya saya mengadakan uji coba.

Dua murid yang sama-sama berusia 3 tahun. Anak yang orangtuanya menuntut untuk bisa membaca dan menulis dengan lancar, saya sebut A, dan anak yang dibiarkan orangtuanya untuk berkembang secara alami, saya sebut B.

A memiliki kepintaran dalam berbahasa. Di usianya yang baru 3 tahun, ia bisa menceritakan semua kejadian yang dia alami hari itu dengan runut dan rapi, walaupun pelafalannya masih cadel. Berbeda dengan B, ia masih berantakan dalam menceritakan sesuatu, namun untuk kelincahan, jangan ditanya ia sangat aktif bergerak, pintar menari dan memiliki keberanian yang sangat tinggi untuk mencoba hal baru.

Tujuan saya sama, sama-sama akan melatih mereka untuk bisa menulis dan membaca dengan lancar.

Saya menggunakan metode tradisional kepada A, duduk diam di bangku dan belajar. Sedangkan B, saya menggunakan metode Montessori, dimana B akan bisa mengeksplorasi sesuai dengan jenis kepintarannya, yakni gerak tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun