Kemudian, ketika sudah berada di rumah, tentu "kekuasaan", "kepuasan diri", dan ego sudah harus ditanggalkan di tempat kerja. Suami istri harus saling memahami kalau pasangannya sudah lelah bekerja, atau mungkin ada permasalahan di tempat kerjanya yang sedang tidak mau diceritakan.Â
Karena sudah terbiasa dikagumi dan dielu-elukan oleh orang lain, ketika melihat pasangannya sepertinya cuek atau intonasinya agak tinggi saat menyahut sapaan, bisa jadi ada perasaan tidak menerima. Bisa jadi suami atau istri menganggap, pasangannya seperti itu berarti sudah menginjak-injak harga diri mereka.Â
Padahal diluar sana, mereka dielu-elukan dan dipuja-puja, harusnya pasangannya berterima kasih dan bersyukur telah memiliki mereka, kok ini malah berbuat semena-mena. Padahal hanya tidak digubris saja dalam waktu yang singkat karena kelelahan bekerja.
Kalau saja, antara suami atau istri ini bisa menurunkan ego dan melihat tanpa membawa status keberhasilan mereka diluar sana, mereka akan saling bisa memahami dan mendukung satu sama lain.Â
Suami pulang, istri langsung membawakan minuman atau memijitnya, menanyakan kabar terlebih dahulu, menemaninya makan, kemudian meluangkan waktu mengobrol dengan suami. Atau sebaliknya, istri pulang, suami langsung menyiapkan makanan karena tahu istrinya sangat lelah bekerja, dan sebagainya.
Rasa mau menang sendiri dan merasa paling benar, juga harus diturunkan tensinya demi keutuhan pasangan. Misal, pasangan memiliki cara pandang yang berbeda dari suami atau istri. Tidaklah baik kalau langsung mencap pasangan pasti salah. Karena pengalaman hidup orang berbeda-beda, bisa jadi dalam kasus yang sama, pasangan juga bisa berhasil melewati masalah dengan cara yang ia sarankan.Â
Andai pasangan memang salah, suami atau istri tidak bisa mengatakan pasangan telah salah, karena tidak ada manusia yang senang disalahkan oleh orang yang dianggap paling dekat. Penjelasan yang masuk akal dan logis, serta disampaikan dengan tenang, pasti lebih diterima pasangan.Â
Dengan adanya beberapa faktor, seperti merasa terpaksa menerima kekurangan pasangan, ego karena memiliki penghasilan tinggi dan kesuksesan karier yang hampir setara, serta rasa mau menang sendiri dan merasa paling benar, bisa jadi menjadi hal yang secara tidak disadari malah membuat runyam masalah.Â
Chemistry pasangan saat memerankan drama menjadi tidak sesuai dengan chemistry pasangan pada kehidupan nyata, karena pada kehidupan nyata, pasangan harus memiliki kreativitas sendiri dalam mempertahankan hubungan, tidak ada dialog ataupun arahan sutradara yang memberikan mereka batas agar bisa mempertahankan rasa cinta dan keutuhan rumah tangga.
Ini hanya kemungkinan dari interpretasi saya, saat membaca pemberitaan mengenai kedua pasangan ini, Song Joong Ki dan Song Hye Kyo. Selain itu, saya juga terinspirasi dari buku "The Great Marriage" karya Deny Hen, yang mengajarkan banyak cara dengan detail agar memiliki rumah tangga yang sukses.Â
Dalam berumah tangga, ada dua kepribadian yang walaupun cocok, pasti ada hal yang tidak sama, dan memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal ini bila tidak disikapi dengan baik akan rentan pada perceraian.