Cerita cinta sejati memang selalu diminati pada setiap zaman. Kemungkinan Song Joong Ki dan Song Hye Kyo terhanyut dalam peran yang mereka bawakan masing-masing secara totalitas. Pada lokasi syuting berlangsung, mereka tidak benar-benar mengenal satu sama lain, sama halnya yang dialami oleh Lin Ching Hsia dan Chin Han.Â
Ketika masuk dalam kehidupan pernikahan, biasanya suami istri baru pasti seperti menghadapi kehidupan baru. Walaupun saling mengenal, tetapi tetap saja ada hal-hal yang harus diadaptasikan kembali. Belum lagi ternyata ada beberapa sifat asli yang tidak diketahui ketika berpacaran.Â
Apabila saling tidak menerima kekurangan, tentu sifat asli yang dianggap buruk oleh pasangan, bisa menjadi bumerang dalam hubungan. Atau ketika pasangan merasa sudah berkorban dengan menerima kekurangan pasangannya, tentu sewaktu-waktu ada masa pasangan akan merasa muak dan tidak tahan terhadap kelemahan pasangan. Karena yang ia lakukan bukan menerima secara ikhlas, melainkan merasa sudah menjadi korban dengan menerima kekurangan pasangan.
Misal, seorang istri melihat suaminya senang sekali menaruh handuk basah di atas kasur. Tentu handuk basah yang ditaruh di kasur membuat risih sang istri, karena lama-lama kasur bisa demek kalau selalu terkena handuk basah. Sang istri mengomeli suaminya, tapi suami sama sekali tidak pernah menggubrisnya, dan selalu melakukan hal yang sama, karena hanya menganggap istrinya suka mengoceh.
Karena merasa tidak bisa memperbaiki kebiasaan suaminya itu, istri hanya menerimanya dengan dongkol. Nah, menerima dengan dongkol inilah yang dinamakan merasa berkorban dengan menerima kekurangan pasangan.
Berbeda halnya apabila akhirnya istrinya menerima kebiasaan suaminya dengan positif, misalnya berpikir dengan suaminya seperti itu, jadi dia bisa banyak bergerak yang membuat ia berolahraga secara tidak langsung, lumayan lah bisa menjaga berat badan, jadi suami tidak melirik sana sini kalau diluar rumah.Â
Tentu kalau sampai tua renta nanti, suami kerap melakukan hal yang sama, sang istri akan menerimanya dengan ikhlas, karena merasa kekurangan tersebut adalah bagian dari diri suaminya yang ia cintai.Â
Sedangkan, bila menerima dengan dongkol, suatu hari bila suaminya terus seperti itu, kemudian ada pria lain yang dengan senang hati menaruh handuk dengan rapi dan bersih, serta teratur, seperti yang istri inginkan, istri akan langsung membandingkan secara tidak langsung dengan suaminya. Hal seperti inilah yang bisa merusak rumah tangga.
Baca Juga:Â Perceraian "Couple Goals", Alasan dan Ramalan yang Menjadi Nyata
Merasa diri telah berkorban
Hal ekonomi juga bisa menjadi pemicu rusaknya rumah tangga. Bukan perekonomian yang sulit saja yang membuat suatu pernikahan hancur. Perekonomian yang terlalu gemilang pun bisa membuat pernikahan hancur, kalau sama-sama tidak bisa menurunkan ego dan harga diri.Â
Ketika suami dan istri sama-sama memiliki penghasilan tinggi dan karier gemilang di tempat kerja, mereka tentu memiliki "kekuasaan" terhadap orang lain, orang bisa jadi selalu mengelu-ngelukan atau menganggap kagum diri mereka. Suami istri ini masing-masing akhirnya memiliki "kepuasan diri" dan ego.