Mohon tunggu...
Nana Marcecilia
Nana Marcecilia Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menikmati berjalannya waktu

Mengekspresikan hati dan pikiran melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sidang MK itu Panggung Pengadilan atau Sandiwara?

21 Juni 2019   12:12 Diperbarui: 21 Juni 2019   12:24 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang lucunya lagi, Idham Amirudin yang menyatakan bahwa banyak NIK Siluman di Bogor, padahal fakta di lapangan Paslon 02 mendapatkan suara 70,25% dan TPS-TPS yang melakukan kecurigaan di Makassar, seperti Pinrang, Sidrap, Enrekang dan masih banyak lagi. Di Pinrang sendiri, menurut pengakuan Pak Idham, hanya 1 TPS yang jujur. Padahal di Enrekang, paslon 02 mendapat suara 75% dan Pinrang, paslon 02 mendapat suara 61%. Apa artinya itu mengindikasikan paslon 02 yang melakukan kecurangan? Saya tidak berani menyimpulkan, tapi pikiran saya menyimpulkan ke arah sana jadinya karena adanya jawaban dari pihak Pak Idham. Tapi itu menjadi keputusan MK lah yang bisa menentukan.

Saya hanya merasa aneh, Kubu 02 ini dipenuhi dengan para tokoh politik dan kuasa hukum yang sudah kaliber tingkatnya. Bukan lagi level amatir. Andai masih amatir, yaa, tidak aneh kalau sampai melakukan kecerobohan, yang akhirnya malah seperti menyerang diri sendiri. Karena pengalaman masih kurang dan belum tahu celahnya. Tapi kalau sudah profesional dan lama di lapangan, apakah mungkin melakukan kecerobohan sedemikian rupa, sampai mempertaruhkan reputasi yang akan ditertawakan banyak orang?

Kolom komentar di berita,  YouTube, dan sejumlah media sosial juga terisi komentar para netizen yang merasa terhibur selama sidang tersebut berlangsung, karena semua data, informasi dan saksi yang disuguhkan seperti menyerang diri sendiri.

Saya menjadi bertanya-tanya apakah ada agenda yang disembunyikan?

Mungkin saya terlalu sering membaca dan menonton intrik politik, tapi pikiran saya malah merajalela kemana-mana. 

Waktu lalu, pernah viral tayangan Sexy Killers di YouTube Channel Watchdoc Image. Dalam tayangan tersebut menyebutkan sejumlah nama petinggi yang memiliki saham untuk perusahaan batubara di Borneo, Kalimantan. Nama para petinggi tersebut berada di Kubu 01 dan Kubu 02. Perusahaan tersebut sudah mengambil banyak lahan warga, bagi warga yang tidak setuju untuk diambil lahannya, maka warga akan berurusan dengan pihak kepolisian. Selain lahan warga, banyak warga yang terserang penyakit, bahkan ada juga yang meninggal karena terjatuh di bekas kolam tambang dan polusi udara yang sangat parah akibat pertambangan batu bara dan limbah yang dihasilkan dari pertambangan tersebut, menyebabkan tidak ada air bersih bagi warga. 

Ketika  Tim Watchdog Image, menanyakan kepada Gubernur Kaltim, Isran Noor, tanggapan selaku pemerintah daerah mengenai banyaknya korban jiwa yang meninggal di bekas kolam tambang, jawabannya sangat sederhana sekali, memang nasib korban meninggal di kolam tambang. Dan masih banyak lagi yang dibahas dengan lengkap. Para pemilik saham pun juga memiliki saham perusahaan besar lainnya yang cukup berpengaruh di Indonesia.yang kalau kita dengar, akan menyimpulkan kita akan memilih presiden mana pun, tidak akan merubah keadaan, karena ada petinggi pemerintah lainnya yang berada di belakang layar menguasai sumber daya Indonesia. 

Setelah beberapa waktu tayangan ini viral, tidak lama kemudian Kubu 02 dengan lantang menyebutkan adanya kecurangan yang masif, terstruktur dan sistematis. Media meliputnya dimana-mana, sampai perhatian masyarakat beralih kembali pada masalah politik. Tayangan viral Sexy Killers pun sudah tidak lagi menjadi viral, namun masih ada di channel YouTube. Ditambah lagi adanya aksi provokator pada tanggal 22 Mei - 24 Mei 2019, tayangan ini terlupakan begitu saja.

Pak Prabowo beserta rekan-rekannya, yang awalnya bersikeras tidak akan melibatkan MK untuk mengusut kecurangan ini, karena adanya aksi yang ditunggangi oleh para provokator, akhirnya kubu 02 berubah pikiran, untuk melanjutkan ketidaksetujuan mereka pada hasil pilpres 2019 ke sidang MK, dengan dilengkapi data, informasi dan kesaksian yang sepertinya masih belum rampung 100%.

Pak Prabowo adalah seorang negarawan yang memiliki pengalaman sangat banyak dari era Orde Baru sampai sekarang. Beliau mencalonkan diri sebagai Presiden pun tidak sekali atau dua kali saja. Berarti beliau sendiri berada di dunia politik itu sudah ada di level yang cukup tinggi. Begitupula dengan orang-orang yang ada dan mendukung dirinya, bukan lagi anak polos lagi yang penuh idealisme. Dunia politik, tentu mereka pasti sudah sangat paham. 

Dari semua runutan peristiwa ini, saya menjadi bertanya-tanya, apakah sidang ini benar ingin mencari keadilan? Ataukah sekedar panggung sandiwara untuk menutupi sesuatu, agar perhatian masyarakat teralihkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun