Â
Banyak hal yang bisa menghambat kesukesan kita, salah satunya adalah kurangnya kita berpikir positif terhadap keadaan yang sedang kita alami. Kesuksesan tidak hanya dalam bentuk materi, melainkan jabatan yang diinginkan, profesi yang diinginkan, hubungan yang harmonis dengan keluarga, dan sebagainya.
Berpikiran positif tidak hanya lahir dari pikiran yang baik terhadap segala sesuatu hal, namun juga lahir dari mood kita yang sedang bagus dan kondisi kesehatan secara fisik dan mental yang baik.
Dengan mood yang bagus, otomatis kita akan memikirkan semua hal yang dihadapi dengan positif, misal dihari itu dimarahi atasan tanpa alasan, karena mood kita sedang bagus, maka kita akan berpikir "ya sudahlah, mungkin sedang ada masalah, sabar saja".Â
Coba saja kalau atasan memarahi saat mood kita sedang tidak bagus, "Bisanya nyalahin doang, kerja sendiri bisa ga, weh, gaji aja ga seberapa!", pasti perkataan seperti ini bisa terlintas dalam pikiran kita.
Ketika kondisi kesehatan kita secara fisik dan mental baik, maka kita juga akan memandang segala sesuatunya lebih indah dan positif, misal ada tetangga yang membuang sampahnya sembarangan di depan rumah kita, maka kita akan mendatangi rumahnya dan menegurnya secara baik-baik, itu kalau kita dalam kondisi sehat.
Berbeda bila kita sedang lelah, lemas, belum lagi rasanya batin sedang tertekan karena anak terlalu lincah seharian, rasanya kita ingin membuang semua sampah kita didepan rumah tetangga tersebut supaya merasakan apa yang sedang kita rasakan.
Banyak orang yang tidak sadar bahwa kurangnya berpikir positif bisa membawa kita ke jurang gangguan mental. Gangguan mental di sini bukan berarti gila, melainkan seperti kecemasan yang berlebihan, merasakan perasaan yang berlebihan, contohnya terlalu bahagia atau terlalu sedih, halusinasi, terlalu emosional, perubahan mood yang terlalu cepat dan sebagainya. Gangguan-gangguan seperti ini membuat kesuksesan kita menjadi terhambat.
Belum lagi adanya rasa putus asa apabila kita menemukan kegagalan dalam suatu pekerjaan, misalnya. Padahal kegagalan itu adalah hal yang lumrah terjadi, bahkan menjadi jalan awal kita menuju kesuksesan, karena dengan adanya kegagalan, kita bisa belajar dari kesalahan dan mental kita menjadi lebih kuat. Apabila rasa putus asa ini diiringi dengan pikiran tidak positif,maka akhirnya kita akan cepat menyerah begitu saja, dan hanya bisa iri terhadap kesuksesan orang lain. Jelas kita tidak mau seperti itu, kan?
Jadi, jangan remehkan kekuatan pikiran. Pikiran negatif akan kerap kali muncul dalam pikiran kita, tergantung dari kita mengelola pikiran negatif tersebut.Â
Apabila pikiran negatif ini terus dipelihara, bukan hanya gangguan mental yang mengganggu kesuksesan kita, tapi ada efek samping lainnya yang terjadi, yakni gangguan kesehatan, antara lain hipertensi, masalah pencernaan, berat badan bertambah, dan impotensi.
Hal-hal yang bisa membangun pikiran positif kita, sebenarnya sangat sederhana. Saya sudah mempraktekannya sendiri, karena saya memiliki kecenderungan suka berpikiran negatif.
Â
Pertama, olahraga
Hohoho... jangan remehkan kekuatan olahraga ini, dulu saya sangat tidak sadar betapa pentingnya olahraga, bahkan saran untuk berolahraga saya abaikan begitu saja, sampai suatu hari, saya harus masuk rumah sakit karena ada indikasi usus buntu, dan ternyata itu adalah bentuk dari stres.
Ketika saya sudah memulai olahraga, awal rasanya lelah dan berat, namun yang saya rasakan perlahan tapi pasti, saya lebih memandang tekanan dalam pekerjaan dan usaha saya jauh lebih santai. Bahkan setiap hambatan saya temui, saya akan berusaha mencari solusinya. Ini cukup menarik, menurut saya, karena saya sendiri adalah tipe orang yang akan cepat putus asa dan emosi apabila menemui hambatan dan tekanan.
Dilansir dari Pikiran Rakyat, olahraga sendiri memberikan efek meningkatkan mood, konsentrasi, mengurangi stres dan depresi, memperbaiki kebiasaan tidur, mempertahan berat badan, meningkatkan rasa percaya diri dan bisa dikaitkan dengan sifat kepemimpinan. Selain itu, dalam Hello Sehat dikatakan olahraga bisa meningkatkan hormon bahagia dalam diri kita.
Tidak perlu muluk harus ke Gym. Cukup meluangkan waktu 5-10 menit dengan jalan cepat di sekitar rumah ataupun kantor, itu sudah termasuk olahraga. Lama kelamaan, Anda pasti akan sama ketagihannya seperti saya ketika sudah merasakan dampak positif dari olahraga.
5
Kedua, cari teman yang memiliki pikiran positif
Kata-kata ini mungkin sering kita dengar, tapi percayalah ini sangat berpengaruh. Saya pernah mempraktekannya secara langsung. Saya memiliki dua teman, yang pertama suka berpikiran negatif, dan yang satu lagi lebih mudah untuk berpikiran positif.
Teman saya yang suka berpikiran negatif sebenarnya orangnya sangat asyik, tapi disela pembicaraannya akan muncul gosip yang berisi prasangka buruk, keluhan dan rasa menderita atas apa yang dialaminya.Â
Saya coba sebulan mengobrol intens dengannya, dan hasilnya, saya memandang semua hal yang saya alami penuh dengan pikiran negatif. Secara tidak langsung pikiran negatif, akan membuat kita merasa lelah secara fisik dan mental, serta memandang masa depan seperti melihat lampu remang-remang.
Berbeda, ketika saya mengobrol intens dengan teman saya yang berpikiran positif. Ia selalu melihat semua hal yang dialaminya sebagai sesuatu yang bisa diambil sisi positifnya. Seperti HP hilang, berarti siapa tahu ada rezeki datang, jadi bisa beli hp baru yang lebih baik.Â
Fokus pembicaraan pun seputar tentang kreativitas kita dalam pekerjaan, ia mencari tahu segala seluk beluk aktivitas dan pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaannya, akhirnya saya juga terpengaruh seperti itu, dan melihat masa depan seperti melihat matahari pagi sampai siang hari, cerah dan terang benderang.
Efeknya, saya merasa lebih sehat dan bersemangat. Dan itu tidak dialami oleh saya sendiri saja, tetapi tentu Anda pernah mengalaminya.
Â
Ketiga, salurkan pikiran negatif kita melalui hobi yang kita senangi.
Tidak perlu curhat di media sosial, karena itu akan berdampak negatif untuk image diri kita, belum lagi rasa simpati orang lain yang bisa saja hanya berupa lip service, itu bisa membawa pikiran kita jauh lebih negatif.Â
Apalagi, bila ada teman yang ternyata mengalami hal yang sama, waaa... kacau itu, pikiran negatif kita akan menjadi-jadi, karena emosi kita akan ikut panas, bila saling curhat tentang hal negatif.
Akan jauh lebih baik menyalurkan pikiran negatif kita melalui hobi, bila Anda suka melukis, maka melukislah. Bila Anda suka menulis, maka uraikan emosi dan pikiran negatif Anda dalam bentuk artikel misalnya, atau membaca buku, menonton, membuat konten media sosial yang positif dan sebagainya.
Dengan kita menyalurkan pikiran negatif melalui hobi, kita bisa mengurangi stress dan meningkatkan emosi positif, selain itu membuat waktu menjadi lebih bermanfaat, kita bisa mengasah skill menjadi lebih kreatif, menghadirkan semangat baru, dan menambah teman dan relasi, bahkan mungkin bisa menjadi pendapatan tambahan.
Â
Keempat, cari motivator dalam bentuk bacaan, seminar ataupun tontonan
Ketika pikiran kita sedang kalut ataupun negatif, dengarkan dan bacalah motivasi-motivasi diri, agar kita tidak berkubang dalam lautan ion negatif untuk pikiran kita.
Dengan kita mendengarkan dan membaca motivasi diri yang benar bermanfaat bagi diri kita, secara tidak langsung menstimulasi otak kita menjadi lebih rileks dan memiliki semangat baru karena otak kita yang ruwet seperti dipijat oleh kata-kata sang motivator.
Â
Kelima, makanlah makanan yang sehat
Terlalu banyak makanan yang enak dengan rentan lemak ataupun gula berlebih, sangat tidak baik untuk kesehatan. Dilansir dari Detik.com, akibat dari makan makanan yang enak terlalu sering bisa menimbulkan obesitas, penyakit jantung, diabetes tipe 2, hipertensi, kanker, bahkan penuaan dini.
Dengan adanya penyakit-penyakit yang ditimbulkan karena terlalu sering makan enak, tentu membuat kita secara tidak langsung memicu pikiran negatif muncul. Seperti contohnya penuaan dini pada wanita, hal ini akan membuat kita rentan merasa tidak percaya diri, menutup diri dari lingkungan karena malu, karena kita tahu sendiri hampir banyak orang di Indonesia masih senang sekali berkomentar mengenai fisik, tanpa tahu dampak negatif bagi orang yang dikomentarinya. Akibat dari rasa tidak percaya diri dan menutup diri adalah gangguan pada mental kita.
1
Keenam, setelah bangun tidur dan sikat gigi, tersenyum lebarlah pada diri Anda sendiri di cermin
Mungkin ini terdengar bodoh, tapi percayalah ini sangat baik untuk diri kita sendiri.
Menurut psikolog, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, tersenyum bisa merangsang otak untuk mengaktifkan emosi bahagia. Dengan senyum, hormon pemicu stress berkurang, hormon pembangkit mood meningkat, dan tekanan darah menurun, hal ini bisa menstimulasti otak kita untuk berpikiran lebih positif.
Apalagi dengan kita melihat senyum kita sendiri di cermin, kita akan melihat betapa menariknya diri kita sendiri sehingga kita juga bisa lebih percaya diri menyongsong aktivitas yang dikerjakan pada hari itu.
Referensi
hellosehat.com
beritagar.id
liputan6.com
pikiran-rakyat.com
hellosehat.com
mudahkerja.com
detik.com
kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H