Mohon tunggu...
Nabilah FJ
Nabilah FJ Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Manusia yang suka jalan-jalan. Suka sejarah, sosial, dan budaya. Sekarang sedang mengejar impian di departemen humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kota Malang: Antara Estetika dan Realita

3 November 2024   23:03 Diperbarui: 5 November 2024   18:18 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah yang kedua adalah kurangnya ketersediaan lahan parkir resmi. Ojok heran lek Kota Malang dijuluki "Kota Parkir" saking banyaknya parkir liar di pinggir jalan.

Hal tersebut rupanya menimbulkan masalah lain, yakni penyempitan jalan yang mengakibatkan kemacetan. Susah rek, cari tempat parkir yang proper disini.

Masalah lain dari Kota Malang adalah kurangnya fasilitas transportasi umum. Selama ini, warga mengandalkan angkot biru milik swasta yang available dengan beberapa jurusan. Baru di era digital ini, angkutan online mulai marak digunakan.

Kurangnya fasilitas transportasi umum ini membuat masyarakat cenderung mengandalkan kendaraan pribadi yang semakin hari jumlahnya makin membludak sehingga menimbulkan kemacetan dimana-mana. Masyarakat pun nampaknya ogah naik angkutan umum karena kebiasannya yang suka ngetem untuk mengejar target setoran.

Kota Malang VS Kota Surabaya

Selain sering pp Malang Kabupaten-Kota, aku juga sempat bermukim di Ibukota Jawa Timur, yakni Kota Surabaya. Surabaya merupakan salah satu kota metropolitan yang modern di Pulau Jawa.

Surabaya memiliki berbagai infrastruktur dan fasilitas umum yang lebih memadai daripada Kota Malang. Kurang lebih, kondisi Surabaya adalah kebalikan dari kondisi Kota Malang yang sudah disebutkan sebelumnya. Walaupun masih ada juga kawasan yang kondisinya mirip-mirip dengan Malang.

Namun setidaknya pusat Kota Surabaya jauh lebih baik dibanding Kota Malang. Misalnya, trotoar yang cukup ramah pejalan kaki dan penyandang disabilitas. Ukuran trotoar disana cukup lebar serta dilengkapi dengan guiding block untuk teman-teman tunanetra dan blokade trotoar supaya tidak bisa dilewati oleh pengendara motor nakal.

Angkutan umum di Surabaya juga lebih bervariasi. Ada angkot atau bemo, bus kota milik swasta, angkutan online, Suroboyo bus, serta feeder wira wiri. Walaupun belum seproper angkutan umum di Jakarta.

Bagiku sendiri, Suroboyo bus cukup membantu mobilitas pribadi, dengan tarif yang terjangkau dan disamakan di rute apa pun serta sejauh mana pun.

Selain itu, Pemkot Surabaya juga menyediakan beberapa kantong parkir baik untuk kendaraan roda dua maupun roda empat di beberapa titik yang dekat dengan berbagai public space. Misalnya gedung parkir Genteng Kali yang dekat dengan Taman Ekspresi, Museum Pendidikan, dan Taman Buah Undaan.

Meski begitu, tak dipungkiri bahwa masih ada area ruang publik yang belum memiliki tempat parkir yang memadai seperti Jl Tunjungan.

Bagaimana peran Pemerintah Kota sejauh ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun