Mohon tunggu...
Nabilah FJ
Nabilah FJ Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Manusia yang suka jalan-jalan. Suka sejarah, sosial, dan budaya. Sekarang sedang mengejar impian di departemen humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Catatan dari Tarim: Ramadhan Kita dan Ahlu Tarim

4 April 2024   07:15 Diperbarui: 4 April 2024   12:22 884
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pun selepas sahur, sebagian masjid mengadakan witir berjamaah hingga belasan rakaat. Kemudian dilanjutkan wiridan sambil menanti kumandang azan subuh.

Tidak berhenti sampai disitu, ba'da subuh, jalanan Tarim riuh ramai oleh manusia dan kendaraannya yang tengah menuju Mushola Ahlu Kisa di Darul Mustafa. Mereka hendak menghadiri pengajian Habib Umar.

Kala matahari terbit, waktunya Ahlu Tarim untuk beristirahat hingga dzuhur tiba. Tarim yang tadinya ramai pun diselimuti kesunyian.

Ramadhan kita, bagaimana?

Sebagian orang getol beribadah, yang lain termasuk saya masih terlena dan berleha-leha.

Sehabis sahur, diisi dengan tidur. Padahal di atas kepala ada Alquran yang nampak menunggu untuk dibaca pemiliknya.

Kegiatan baru dimulai sejak matahari terbit. Ada yang bekerja dan sekolah, ada pula saya yang hampir masih berleha-leha karena sudah sampai di penghujung sekolah.

Tapi saya berleha-leha sambil memikirkan dan mengerjakan beberapa kewajiban yang 'diberikan' pada saya, hehe.

Memasuki waktu dzuhur, kita melakukan salat seperti biasa. Hingga tibalah waktu ashar, jalanan mulai riuh ramai oleh manusia dan kendaraannya. Bukan untuk menuju ke majelis seperti Ahlu Tarim, namun menuju ke tempat ngabuburit.

Saat tarawih pun, kita cenderung memilih masjid atau mushola yang durasinya cepat. Kalau bisa ya 30 menit selesai. Bahkan di beberapa tempat mampu menyelesaikan tarawihnya hanya dalam waktu 7 menit saja.

Bagaimana kalau tarawihnya puluhan rakaat seperti Ahlu Tarim? Wahh bisa encok, sih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun