Mohon tunggu...
Nabilah FJ
Nabilah FJ Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Manusia yang suka jalan-jalan. Suka sejarah, sosial, dan budaya. Sekarang sedang mengejar impian di departemen humaniora.

Selanjutnya

Tutup

Film

"Period. End of Sentence." Mengupas Problematika Menstruasi dalam Film Dokumenter

19 Oktober 2023   08:48 Diperbarui: 19 Oktober 2023   09:12 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Judul: Period. End of Sentence.

Produser: Melissa Berton, Garrett Schiff, Rayka Zehtabchi, dan Lisa Taback

Sutradara: Rayka Zehtabchi

Produksi: Netflix

Durasi: 25 Menit

Tahun Rilis: 2019 (Netflix)

Period. End of Sentence. Begitulah judul film dokumenter pendek ini. Film ini membahas perihal menstruasi  dengan segala stigma dan permasalahannya. Film ini disutradarai oleh Rayka Zehtabchi dengan durasi kurang lebih 25 menit. Film yang rilis tahun 2019 ini memenangkan Oscar untuk Film Dokumenter Pendek Terbaik. Film ini dapat ditonton di Netflix dan Youtube.

Sinopsis

Distrik Harpur, 60 KM dari ibukota New Delhi, India, para gadis malu-malu untuk menjawab apa yang sedang terjadi pada diri mereka. Ketika seorang wanita lainnya ditanya mengapa hal itu bisa terjadi dan apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh, ia menjawab, "hanya Tuhan yang tahu, ini darah kotor yang keluar". Sementara yang lain menjawab, "bayi lahir dari itu". Mereka mengalami suatu hal yang lumrah terjadi pada wanita, yaitu MENSTRUASI.

Menstruasi adalah sebuah masalah, setidaknya begitu anggapan mereka. Mereka mengira bahwa menstruasi terjadi karena ada hal yang salah pada tubuh mereka. Para lelaki pun berkata demikian, menstruasi adalah penyakit yang menyerang wanita. Ketika memasuki masa menstruasi, remaja perempuan putus sekolah hanya karena tak dapat menemukan solusi untuk mengatasi darah yang mengalir terus-terusan dari tubuh mereka.

Para wanita memakai kain seadanya yang mereka temukan untuk dijadikan pembalut. Bahkan kain yang kurang bersih sekali pun, mereka pakai sebagai pembalut, kemudian mereka membuangnya di tempat yang sekiranya tidak ada orang yang akan menemukannya. Menstruasi menjadi hal yang sangat tabu bagi masyarakat. Menstruasi tidak dibicarakan di tengah keluarga, istri kepada suami, maupun sesama teman.

Arunachalam Muruganantham, pria pencipta mesin pembalut wanita. Ia mempunyai misi untuk menjadikan India sebagai negara yang "100% memakai pembalut". Ia ingin para wanita India mendapatkan pembalut yang terjangkau agar mereka semua dapat memakai pembalut ketika menstruasi. Para wanita disekitar diajari cara membuat pembalut dengan mesin pembalut.

Mereka kemudian menjual pembalut yang diberi merk Fly tersebut ke berbagai tempat. Bahkan, mereka menjualnya dari pintu ke pintu sambil memberikan edukasi pada para wanita tentang pembalut. Selain itu, mereka juga mengadakan penyuluhan pembalut bagi para wanita. Memperkenalkan pembalut bagi mereka dan mengedukasi tentang betapa pentingnya memakai pembalut yang bersih.

Mesin pembuat pembalut ini menciptakan lapangan pekerjaan bagi para wanita, mereka bilang, "Anak perempuan tak punya banyak kebebasan, terutama setelah pernikahan mereka". Sedangkan lainnya berkata, "aku mendapatkan rasa hormat dari suamiku sejak aku bekerja daripada diam di rumah". Hal ini seakan menunjukkan bahwa untuk mendapatkan rasa hormat, maka mereka juga harus bekerja daripada hanya diam di rumah. Mereka juga seakan  tak punya pilihan sebagai seorang wanita. Oleh karena itu, mereka senang karena akhirnya mempunyai pendapatan sendiri dengan bekerja dalam pembuatan pembalut ini.

Review Film

Film ini membahas berbagai problematika perempuan terutama menstruasi. Menstruasi menjadi hal yang sangat tabu bagi mereka. Tidak ada yang membicarakan menstruasi, mungkin menstruasi adalah hal yang memalukan untuk dibicarakan. Mereka tidak mendapat edukasi tentang menstruasi dengan baik, hingga ketika tiba masa menstruasi, agaknya mereka mendapat kesulitan karena hal itu. Produk-produk pembalut yang mahal tidak mampu mereka beli. Mereka hanya memakai kain seadanya sebagai pembalut. Ketidakmampuan membeli produk menstruasi inilah yang disebut dengan period poverty atau kemiskinan menstruasi. Period poverty menyebabkan para remaja perempuan putus sekolah dikarenakan darah yang terus menerus keluar membuat mereka kesulitan.

Arunachalam Muruganantham, seorang pria dari kalangan mereka yang memberikan perhatian atas hal ini. Ia menciptakan mesin pembalut dengan harapan wanita-wanita India dapat membeli produk menstruasi dengan harga yang terjangkau. Apa yang dilakukan pria ini patut diapresiasi. Ketika pria-pria lain menganggap menstruasi adalah hal yang tabu, Arunachalam malah memikirkan bagaimana caranya agar wanita dapat merasa aman dan nyaman ketika sedang menstruasi. Ia juga membuka lapangan pekerjaan bagi wanita. Mereka bisa bekerja di 'pabrik pembalut' dan memiliki pendapatan.

Hal yang menjadi sorotan selanjutnya ialah bagaimana seorang wanita seakan tak punya pilhan dalam hidupnya, tak punya kebebasan terutama setelah menikah. Kalau mereka tidak bekerja dan hanya di rumah, mereka tak dapat rasa hormat yang selayaknya. Ini adalah permasalahan perempuan yang seolah dituntut untuk sempurna dan serba bisa. Namun, hak-haknya banyak yang tidak terpenuhi.

Dalam film tersebut diceritakan sedikit tentang seorang perempuan yang berhasil meraih cita-citanya untuk menjadi polisi. Ia menjadi dikenal. Orang-orang kampungnya tahu siapa dia. Ayahnya juga menjadi dikenal karenanya. Selain itu, seorang perempuan lain mengatakan bahwa suaminya lebih menghormatinya karena ia memiliki pekerjaan, yakni bekerja di 'pabrik pembalut' tersebut.

Sneha, salah seorang perempuan dalam film yang bercita-cita menjadi polisi di Delhi. Salah satu alasannya adalah untuk menyelamatkan dirinya dari pernikahan. Dari sini kita mendapatkan potret bahwa seolah-olah perempuan harus bekerja keras agar mendapat sebuah penghormatan dan dihargai oleh masyarakat terutama keluarganya sendiri serta dapat menentukan pilihan hidupnya sendiri dan mendapatkan kebebasan yang seharusnya dimiliki oleh mereka.

Film ini sangat direkomendasikan untuk ditonton. Pelajaran berharga banyak didapat dari film ini. Mata kita akan semakin terbuka dengan mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di dunia ini. Syukur bagi kita yang hidupnya nyaman dan tidak merasakan apa yang dirasakan oleh para wanita tersebut. Aku sendiri sangat bersyukur karena orang-orang disekitarku menganggap bahwa menstruasi adalah hal yang wajar. Mereka juga menghormati dan menghargai diriku sebagai seorang perempuan.

Sumber:

Period. End of Sentence.

The Pad Project

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun