Jatimulyo, Jenggawah - Setelah menyebar kuisioner kepada ibu sasaran posyandu dan melakukan analisis pada salah satu lembaga Pendidikan Anak Usia Dini selama kurang lebih satu minggu ditemukan bahwa kesadaran ibu akan bahaya pemberian snack ringan dan ultra prosessed food masih kurang, hal ini dapat dilihat dari bekal makan siang yang dibawakan kepada anak-anak mereka. Pemenuhan gizi yang kurang seimbang itulah yang menghidupkan semangat mahasiswa KKN Kolaboratif 078 untuk membuat program kerja yang berfokus pada sosialisasi terkait pentingnya "Gizi dan Pangan Sehat" terhadap pertumbuhan anak-anak di lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Desa Jatimulyo, diantaranya RA Bani Adam, SPS Apel 82, dan TK Dharma Wanita.
Sosialisasi ini dimulai pada tanggal 12-14 Agustus 2024, yang turut dihadiri Dosen Pembimbing Lapangan KKN Kolaboratif 078, Laila Husna M.Pd. Hadirnya Dosen Pembimbing Lapangan bermaksud memberikan dukungan dan arahan dalam pelaksanaan kegiatan ini, serta sharing kepada ibu wali murid terkait pengalaman pribadi cara agar anak mau memakan sayuran.
Teknis acara sosisalisasi ini pertama-tama sebelum diadakan sosialisasi, ibu wali murid dibagikan kuisioner berupa pertanyaan sederhana terkait pengolahan pangan dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman ibu terhadap pangan sehat. Dilanjut dengan pemaparan materi yang dibagi menjadi 4 sub-bab diantaranya, pentingnya sarapan, tingkat kebutuhan konsumsi gizi anak pada usia 0-5 tahun, bahaya memanaskan makanan secara berulang, dan langkah-langkah dalam mengolah masakan agar kandungan gizinya tidak hilang, serta pemberian video tutorial dan pembagian produk buatan Mahasiswa KKN Kolaboratif 078 yaitu "Puding Jagung" sebagai contoh snack sehat tanpa bahan pengawet, tanpa gula dan tanpa perisa buatan.
Kegiatan diskusi ini berjalan lancar dan seru. Ibu-ibu wali murid antusias merespon apa yang pemateri jabarkan sehingga dapat membuat acara ini tampak hangat dan akrab.
Merangkum beberapa pertanyaan-pertanyaan dari wali murid di 3 lembaga, dapat ditarik kesimpulan bahwa kendala dari kurangnya pemenuhan gizi pada kotak bekal makan siang anak adalah karena si anak cenderung tidak suka mengkonsumsi sayuran, sehingga ibu pun memilih jalan pintas dengan memberikan ultra prossesed food dan snack ringan sebagai pengganti lauk dan sayuran. adapun salah satu wali murid yang bertanya terkait harus mengkonsumsi makanan apa saja agar anaknya bisa tinggi dan dijawab oleh Ana, salah satu mahasiswa KKN Kolaboratif 078 bahwasanya "harus makan-makanan yang tinggi kalsium nggeh bu seperti brokoli, bayam dan tahu serta dibarengi dengan minum susu tinggi kandungan kalsium, dan hindari mengkonsumsi Susu Kental Manis (SKM) sehari-harinya karena SKM kalsiumnya rendah dan justru tinggi akan kadar gula yang bila dikonsumsi berlebihan menimbulkan obesitas, diabetes dan penyakit berbahaya lainnya"
Sesi terakhir ialah menonton video tutorial pembuatan “puding jagung” yang merupakan salah satu terobosan snack sehat tanpa pengawet, tanpa gula dan tanpa perisa buatan karya Mahasiswa KKN Kolaboratif 078 sebagai salah satu snack yang dapat di re-cook oleh ibu-ibu di rumah dengan harapan sebagai salah satu solusi mengurangi intensitas anak dalam jajan makanan di luar yang kandungan gizinya masih dipertanyakan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H