Mohon tunggu...
Nana Anggiana
Nana Anggiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa pendidikan sejarah di Universitas Pendidikan Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjelajahi Sejarah Dari Layar: Virtual Tour Museum Sebagai Inovasi Media Pembelajaran Sejarah Di Abad 21

25 Desember 2024   16:26 Diperbarui: 25 Desember 2024   16:26 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di abad 21 ini, yang dimana banyak disebut sebagai zaman yang serba teknologi membuat perubahan yang cukup besar dalam berbagai bidang. Seperti yang dikatakan oleh Wijayanti (2017) bahwa Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sedang mengalami perkembangan secara pesat dan tidak dapat dihindari oleh siapapun. Perkembangan tersebut telah membawa manusia kepada sebuah kondisi yang dinamakan globalisasi. Yang dimana arus globalisasi mengalir begitu deras telah mengakibatkan terjadinya pergeseran struktur masyarakat. Kemajuan teknologi yang sangat pesat tidak menutup kemungkinan bahwa aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu melibatkan teknologi. Kemajuan teknologi memungkinkan perlu adanya suatu perubahan dalam segala sektor termasuk dalam sektor pendidikan.

Di era serba digital ini, permasalahan utama yang dihadapi dalam sektor pendidikan ialah inovasi media pembelajaran, yang dimana hal tersebut menjadi tantangan tersendiri pada proses pendidikan di abad 21 ini. Inovasi media pembelajaran saat ini menjadi hal yang sangat penting dalam pendidikan karena hal tersebut berpotensi dapat meningkatkan motivasi kepada siswanya tersendiri. Saat ini peserta didik berpotensi memiliki kemudahan dalam akses ke berbagai informasi di internet, sehingga sebisa mungkin kemudahan terhadap akses internet terseut harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Inovasi media pembelajaran ini secara khusus bertujuan untuk melatih peserta didik dan merangsang daya Tarik peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Pembelajaran Sejarah itu Membosankan?

Mungkin paradigma mengenai sejarah itu membosankan sudah tidak asing lagi untuk kalangan pelajar bahkan semua kalangan. Paradigma terhadap pembelajaran sejarah yang sangat membosankan dan hanya berfokus pada hafalan saja itu harus segera dihapuskan. Karena pada dasarnya, semua materi pembelajaran akan menjadi membosankan apabila media atau metode yang diterapkan oleh guru masih kurang efektif dan cenderung tidak melibatkan teknologi. Media dan metode yang digunakan oleh guru cenderung bersifat tradisional yang hanya berfokuskan kepada guru saja, tidak ikut melibatkan peserta didik dalam pembelajarannya, sehingga paradigma kurang baik terhadap pembelajaran sejarah itu muncul. Namun, saat ini para guru bisa mengatasi paradigma tersebut dengan memilih media pembelajaran yang tepat, terutama di abad 21 ini yang cukup menekankan terhadap penggunaan media teknologi.

Salah satu inovasi yang menarik yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran adalah penggunaan virtual tour museum. Virtual tour adalah simulasi lokasi yang ada, biasanya terdiri dari serangkaian video, gambar diam, atau gambar 360 derajat, yang memungkinkan pengguna untuk menjelajahi ruang museum tanpa harus berada di lokasi fisik. Dengan memanfaatkan teknologi ini, museum dapat memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan mendalam kepada pengunjung, terutama bagi pelajar dan mahasiswa.

Kenapa harus Vitual tour Museum? 

Menurut   ICOM (International   Council   of Museum), museum adalah   sebuah   lembaga   yang   bersifat   tetap, melayani   masyarakat   dan perkembangannya, terbuka   untuk   umum, tidak mencari   keuntungan, merawat, memperoleh, menghubungkan dan memamerkan untuk tujuan studi, pendidikan, dan kesenangan, barang   pembuktian   manusia   dan   lingkungannya. Untuk itu, museum sendiri dijadikan sebagai salah satu sarana bagi peserta didik sebagai sumber informasiyang berkaitan dengan peristiwa di masa lampau. Namun, yang menjadi hambatannya ialah tidak semua peserta didik memiliki akses untuk mengunjungi museum secara langsung. Hambatan geografis, biaya, dan keterbatasan waktu terkadang menjadi penghalang peserta didik untuk dapat mengunjungi museum secara langsung. Nah virtual tour museum ini dapat menjadi suatu solusi untuk mengatasi hal tersebut yang dimana virtual tour museum ini menghadirkan pengalaman belajar yang immersive hanya dengan melalui teknologi saja. Virtual tour museum memungkinkan siswa untuk menjelajahi koleksi museum dari berbagai belahan dunia tanpa meninggalkan kelas atau rumah mereka. Hanya dengan bermodalkan perangkat internet seperti kompuer, tablet maupun handphone, peserta didik sudah bisa mengakses berbagai museum. Peserta didik dapat menjelajahi dan mempelajari setiap koleksi yang ada dengan kualitas gambar yang tinggi.

Konsep virtual tour museum ini bukan hanya menampilkan koleksi- koleksi museum yang ada, namun juga dapat menciptakan pengalaman yang lebih beragam melalu elemen- elemen multimedia dalam virtual tour tersebut seperti, efek suara, music, narasi, dan sebagainyaa. Yang dimana hal tersebut memungkinkan peserta didik dapat memahami konteks sejarah dari setiap objek yang telah ditampilakan dalam virtual tour museum ini. Media virtual tour museum ini sangat efektif dalam hal aksebilitas, sehingga para pelajar dari berbagai latar belakang dapat mengakses informasi dan koleksi museum meskipun mereka tidak melihatnya secara langsung, namun esensi mengunjungi museum tersebut tetap bisa dirasakan. Ini sejalan dengan misi ICOM (International Council of Museums)  yang berkomitmen untuk memberikan akses publik terhadap pengetahuan yang terkandung dalam koleksi museum. Dengan demikian, virtual tour dapat berfungsi sebagai alat pembelajaran yang efektif, memperluas wawasan dan pengetahuan siswa tentang sejarah dan budaya.

Di beberapa virtual tour museum, mereka menyajikan pula teknologi augmented reality (AR) dan Virtual reality (VR), sehingga peserta didik dapat merasakan seolah- olah mereka benar benar berada didalam museum secara langsung. Karena hal tersebut, Virtual tour museum ini semakin memberikan pengalaman belajar yang berkesan bagi peserta didik. Melalui virtual tour museum ini, peserta didik dapat melihat detail- detail koleksi museum seperti artefak, arsip- arsip, dan sebagainya. Peserta didik juga dapat mendengarkan penjelasan interaktif dari para educator museum, meskipun virtual namun hal tersebut sangat membantu memudahkan siswa dalam memahami dan mengingat informasi dengan baik. Sebuah penelitian menunjukan bahwa pengalaman belajar peserta didik yang melibatkaan indera dianggap lebih efekti dalam meningkatkan kemampuan menyerap informasi.

 Virtual tour museum ini akan memberikan daya tarik tersendiri terhadap peserta didik sehingga rasa ingin tahu peserta didik dapat meningkat karena virtual museum tour sendiri menyajikan bentuk visual nyata namun dengan cara yang berbeda, terkesan unik dan menarik sehingga peserta didik tidak akan merasa kesulitan dan merasa bosan. Virtual tour museum ini berpengaruh terhadap pembelajaran sejarah karena virtual tour museum ini memberikan pengalaman yang menarik dan berkesan bagi peserta didik. Selain itu materi yang didapatkan dari virtual museum ini cenderung akan mudah di ingat oleh peserta didik, karena dalam virtual tour museum sendiri menyajikan materi dengan elemen- elemen menarik yang disertai dengan audio visual. Penyajian audiovisual ini berpotensi dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran sejarah sehingga hal tersebut juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan audio visual dalam virtual tour museum ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik yang sangat berkaitan dengan kemampuan menyimak. Melalui pertunjukan virtual tour museum ini, peserta didik dapat melihat penampilan gambar dari berbagai sudut pandang secara bersamaan dan dapat dilakukan secara berulang- ulang tanpa perlu menghabiskan banyak waku dan biaya.

Namun, dibalik setiap keunggulan penggunaan virtual tour museum ini, terdapat pula tantangan yang perlu diatasi, yakni salah satunya ialah keterbatasan akses teknologi. Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini akses teknologi di Indonesia belum merata. Masih banyak daerah- daerah yang belum terjangkau oleh teknologi bahkan di wilayah yang sudah terjangkau teknologi pun tidak semua peserta didik memiliki perangkat dan koneksi internet yang memadai untuk mengikuti virtual tour ini. Untuk itu, hal yang perlu diperhatikan ialah bagaimana caranya pemerintah maupun sekolah dapat menyediakan setidaknya perangkat internet yang memadai di kelas. Selain itu, guru juga perlu adanya pelatihan lebih lanjut agar mereka dapat lebih memahai penggunaan teknolgi dalam pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun