Mohon tunggu...
Nana Rohamna
Nana Rohamna Mohon Tunggu... Jurnalis - Fabiayyi alaa'i rabbikuma tukadziban

Mahasiswi Pendidikan Kimia UIN Jakarta, Aktivis LPM Institut UIN Jakarta, Duta Damai Asia Tenggara

Selanjutnya

Tutup

Film

Kesiapan Industri Perfilman Eksis Kembali di Era New Normal

12 Juni 2020   19:37 Diperbarui: 12 Juni 2020   19:27 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pandemi Covid-19 mempengaruhi banyak sektor. Tak terkecuali sektor perfilman. Sebagai insan perfilman, Sineas sekaligus Akademisi Sidi Saleh mengatakan, seluruh dunia sekarang sedang mengalami disrupsi sosial. Kondisi yang sama sekali tak menentu.

Dalam konteks perfilman, andai kata film bioskop mulai diputar sekarang mungkin akan ada yang akan menjadi 'tumbal' utama. Hal ini karena sektor perfilman sudah sekian lama tidak tayang di layar bioskop kita. "Sehingga harus mempertimbangkan juga untung ruginya, karena ini bisnis," kata Sidi.

Pernyataan Sidi diperkuat oleh Produser Lola Amaria. Ia tak menampik, industri perfilman saat ini memang sedang terpuruk. Selama tiga bulan belakangan ini industri perfilman stop produksi. 

Ada produksi yang baru jalan satu minggu, ada juga yang produksinya kurang satu minggu lagi terpaksa harus dihentikan karena Covid-19. "Sedangkan jika syuting ditunda dalam waktu yang cukup lama akan susah nantinya. Bisa saja keadaan rambut atau postur tubuh pemain sudah berubah," sambung Lola.

Lola juga menyatakan, di masa pandemi ini tentu akan sulit jika melakukan syuting. Pasalnya industri perfilman bekerja dengan banyak orang. Ada juga adegan pegangan tangan yang harus dilakoni para artis. "Saat ini sangat tidak memungkinkan karena kita harus menjaga physical distancing," tegasnya.

Senada dengan hal itu, Aktris kenamaan Acha Septriasa pun turut angkat bicara. Ia memberi komparasi dari kondisi negara lain. Australia misalnya yang ia tinggali saat ini. Industri perfilman di Negeri Kanguru itu masih tutup hingga Juli mendatang. "Meskipun beberapa restoran sudah dibuka, namun tetap dibatasi," ungkapnya.

Acha menambahkan, ada negara yang saat ini sudah menjalankan aktivitas syuting kembali. New Zealand misalnya, yang saat ini menjalankan syuting film Avatar. 

"Tapi disana jumlah kasusnya memang sudah nol, tidak ada penambahan kasus lagi. Jadi syuting pun pakai protokol kesehatan, pakai APD," tuturnya.

Untuk membuka lagi bioskop dan industri perfilman, mungkin diperlukan sistem baru syuting yang minim kru. Saat ini juga sudah dicanangkan bioskop yang hanya bisa diisi 50 persen penonton. 

Dengan catatan tetap menggunakan protokol kesehatan, misalnya masker, hand sanitizer, desinfektan. "Seperti di Jerman, bioskop sudah dibuka dengan sistem baru. Kami berharap di Indonesia pun sama, agar bioskop juga kembali beroperasi, kami pun berusaha untuk itu," pungkas wanita berambut panjang ini.

Diskusi ini dibahas dalam Webinar Online Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Webinar ini bertajuk "Mengawal Film Nasional Saat Tayang di Era New Normal." 

Turut menghadirkan pula tokoh-tokoh populer di bidangnya seperti Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, Pengamat Perfilman dan Wartawan Senior Yan Widjaja, Sineas sekaligus Akademisi Sidi Saleg, Produser Lola Amaria, Aktris Acha Septriasa, IP Produser dan Co-Founder Lucu Indonesia Patrick Effendy.

Siti Heni Rohamna
Mahasiswi UIN Jakarta, Southeast Asia Youth Ambassador for Peace

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun