Sesuatu yang mengubah kebiasaan lama kadang menuai penolakan karena dianggap tidak lazim. Namun seiring berjalannya waktu dan tumbuhnya kesadaran masyarakat bahwa penanganan COVID-19 adalah kewajiban bersama antara rakyat, petugas, sukarelawan dan pemerintah, maka hal seperti ini menjadi lumrah dan sebuah keniscayaan.
Masyarakat Peduli Kesehatan
Suatu pelajaran penting yang bisa dipetik hikmahnya adalah bahwa masyarakat Indonesia kini semakin peduli dengan kesehatan diri, keluarga, lingkungan dan orang banyak. Masyarakat terbiasa mencuci tangan dengan hand sanitizer sebelum makan, setelah memegang benda dan menyentuh benda lainnya ataupun bersentuhan dengan orang lain. Maka budaya hidup sehat mulai muncul secara serempak dimana-mana.
Memang dimana-mana ada pemberitaan penolakan jenazah positif Corona yang ditolak. Namun itu semua tidak dapat diartikan sebagai anti sesama. Di sinilah pentingnya sosialisasi kepada masyarakat awam dari sisi kemanusiaan, keagamaan dan kesehatan.Â
Bahwa menguburkan jenazah adalah kewajiban muslim yang hidup adalah ajaran yang wajib dipatuhi. Dan bahwa menguburkan jenazah segera penderita Corona ini adalah untuk memutus penyebaran virus adalah penting dari sisi kesehatan. Ini disebabkan bersamaan dengan mayat dikubur, penyakitnya pun ikut terkubur.
Kembali kepada kesadaran masyarakat. Masyarakat yang sadar akan berusaha memberikan pemahaman kepada masyarakat lainnya yang masih acuh dengan keadaan. Atau bahkan cenderung pasrah tanpa ikhtiar. Misal setelah memegang benda kotor langsung makan dengan dalih biasanya orang kampung seperti itu. Ikhtiar itu perlu, hasilnya Tuhan yang menentukan nasib kita apakah sehat atau sakit.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H