UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) menjadi penggerak roda perekonomian bagi masyarakat saat ini. Hal ini didukung dengan adanya data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), yang menjelaskan bahwa kontribusi UMKM hingga tahun 2021 mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07% atau senilai Rp8.573,89 triliun (Muna et al., 2022; Setiawan & Widodo, 2021). Digitalisasi UMKM merupakan suatu upaya untuk memasarkan produk-produk UMKM oleh pelaku UMKM berbasis digital. Dengan adanya digitalisasi diharapkan para pelaku usaha dapat memanfaatkan media sosial dan e-commerce sebagai media pemasaran produk UMKM di erai industri 4.0 saat ini.
Salah satu program kerja yang sudah dilaksanakan ialah Digitalisasi UMKM. Ada dua materi yang disajikan dalam program kerja digitalisasi UMKM di Desa kedungrukem yaitu Digital Marketing berbasis sosial media dan Pembukuan Digital menggunakan aplikasi BukuWarung. Setelah melakukan survei dan observasi ke beberapa UMKM, Desa Kedungrukem berpotensi untuk dilakukan sosialisasi sekaligus dalam memberdayakan UMKM. Latar belakang dari terbentuknya program kerja ini karena saat melakukan survei di Desa Kedungrukem ditemukan bahwa para pelaku usaha masih banyak yang kesulitan untuk melakukan pemasaran dan menggunakan teknologi, hal ini terjadi karena kurangnya penggunaan teknologi di desa kedungrukem.
Mengacu pada masalah yang dialami para pelaku usaha, maka tercetuslah ide untuk melakukan sosialisasi Digital Marketing untuk mengenalkan instagram business dan tiktok shop kepada pelaku usaha untuk membantu para pelaku usaha memasarkan produknya secara online, sehingga dapat menjangkau pelanggan yang lebih luas dan diketahui oleh banyak orang. Dengan luasnya media yang digunakan oleh para pelaku usaha pastinya berpengaruh terhadap pendapatan.
Pada pelaksanaan digitalisasi UMKM di Desa Kedungrukem terdapat beberapa usaha yang dikunjungi oleh mahasiswa yaitu usaha Opak jepit milik bu lia di dusun kedungglugu dan Toko kelontong yang dimiliki oleh bu mujiati. Mereka berdua merasa bahwa pembukuan itu kompleks, sulit dan tidak praktis kemudian mereka tidak terlalu mengerti hal-hal terkait dengan penggunaan sosial media untuk pemasaran produk. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan ekonomi yang ditujukan untuk UMKM ini para pelaku usaha dapat belajar untuk melakukan pembukuan yang lebih praktis menggunakan aplikasi dan memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya. Â Media sosial dapat memberikan manfaat besar untuk promosi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) dengan cara meningkatkan visibilitas, menciptakan interaksi langsung dengan pelanggan, membangun citra merek, dan memungkinkan promosi yang lebih terukur. Selain itu, media sosial juga dapat membantu UMKM untuk mengidentifikasi pasar potensial dan membangun komunitas online yang loyal.
Digitalisasi UMKM di desa kedungrukem dapat membawa berbagai harapan positif, seperti peningkatan akses pasar melalui platform online, efisiensi operasional dengan sistem manajemen terkomputerisasi, dan peningkatan keterampilan teknologi di kalangan penduduk desa. Dengan adopsi teknologi, diharapkan UMKM dapat berkembang lebih cepat, menciptakan peluang pekerjaan lokal, dan meningkatkan pendapatan masyarakat desa secara keseluruhan. Digitalisasi juga dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal dan memberikan akses yang lebih baik kepada desa-desa untuk terlibat dalam ekosistem ekonomi global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H