Mohon tunggu...
Adnan
Adnan Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa

Curiosity

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengkaji "The Social Contract" untuk Balita

30 Januari 2024   08:20 Diperbarui: 31 Januari 2024   11:37 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
The Social Contract - Wikipedia 

Pada masa kini, sebagian besar hukum yang tercantum dalam perundang-undangan tidak dihasilkan oleh partisipasi langsung rakyat, melainkan dicetuskan dan disahkan oleh "wakil rakyat." Meskipun keputusan mereka terhadap undang-undang dapat berdampak signifikan pada kehidupan dan kesejahteraan seluruh masyarakat, partisipasi rakyat dalam proses politik masih terbatas. Meskipun pemilihan umum diadakan dari waktu ke waktu, banyak dari kita hanya menjadi penonton yang melihat proses

Keterlibatan langsung rakyat adalah kunci untuk memperkuat ikatan yang telah terbentuk dalam struktur negara. Saat rakyat mengurangi keterlibatan, risiko korupsi dan potensi perpecahan dalam masyarakat semakin meningkat.

Pentingnya partisipasi aktif dari seluruh warga negara tidak dapat diabaikan. Keterlibatan langsung dalam pembuatan kebijakan dan hukum membantu memastikan bahwa keputusan yang diambil mencerminkan kebutuhan dan aspirasi rakyat. Dengan terlibat secara aktif, kita dapat bersama-sama menciptakan negara yang lebih adil dan responsif terhadap keinginan bersama.

Jadi, mengapa tidak lebih banyak terlibat dalam proses politik untuk memastikan negara tetap terjaga dari risiko korupsi dan potensi perpecahan?

Mengungkap Kontrak Sosial oleh Jean Jacques Rousseau

Pernah mendengar tentang konsep The Social Contract. Hal Ini mungkin terdengar seperti konsep yang rumit, tapi mari kita uraikan seperti yang dilakukan fisikawan Richard Feynman dalam istilah sederhana yang dapat dipahami siapa pun.

  • What's the Big Idea?

Bayangkan suatu masa sebelum adanya pemerintahan dan undang-undang, dimana setiap orang seperti makhluk lepas yang bebas yang melakukan urusannya sendiri. Inilah yang disebut oleh filsuf Jean-Jacques Rousseau sebagai State of nature atau "keadaan alami".

  • The Problem with the Wild West

Tentu saja, kebebasan itu sangat luar biasa, tetapi di negeri yang liar dan tanpa hukum ini, terdapat banyak masalah. Orang-orang berselisih soal sumber daya, dan kehidupan menjadi agak kacau. Rousseau berpikir, "Hei, kita perlu membuat ketertiban di sini!"

  • Enter The Social Contract

Jadi, masyarakat berkumpul dan memutuskan untuk membentuk kontrak sosial – sebuah perjanjian tidak tertulis untuk menciptakan sistem di mana setiap orang mengikuti aturan demi kebaikan yang lebih besar. Hal ini seperti mengatakan, "Mari kita bekerja sama dan buat kehidupan kita semua menjadi lebih baik."

  • The General Will

Dalam peraturan baru ini, mereka menciptakan sesuatu yang Rousseau sebut sebagai General Will atau "kehendak umum". Disini konteksnya Bukan hanya setiap orang melakukan hal yang baik untuk mereka sendiri; sebaliknya, hal ini adalah pengambilan keputusan kolektif untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat. Anggap saja sebagai obrolan grup yang menentukan topping pizza terbaik yang disukai semua orang.

  • Trading Freedom for Security

Agar hal ini berhasil, individu menyerahkan sebagian kebebasan absolutnya demi mendapatkan perlindungan dan ketertiban. Hal ini seperti setuju untuk mengikuti peraturan lalu lintas untuk menghindari kekacauan di jalan.

  • When things go “south”

Rousseau memperingatkan bahwa jika pemerintah mulai memihak segelintir orang dan mengabaikan apa yang terbaik bagi semua orang, maka hal itu akan menjadi masalah Besar. Ibaratkan seseorang di obrolan grup yang memutuskan pizza bertopping ikan, sama-sama lezat namun tidak semua orang suka dan membutuhkannya.

  • Kesimpulan

Singkatnya, kontrak sosial Rousseau adalah cara untuk mengatakan, "Mari kita bekerja sama, mengikuti beberapa aturan, dan memastikan keputusan kolektif kita menguntungkan semua orang." Ini tentang menemukan titik temu antara kebebasan dan ketertiban demi masyarakat yang lebih bahagia dan adil.

Jadi, lain kali seseorang mengungkit kontrak sosial, ingatlah seperti membuat peraturan kelompok untuk pesta pizza komunitas yang lebih baik.

Poin Penting

  • Negara dianggap sah hanya jika rakyatnya bersedia hidup di dalamnya tanpa tekanan atau paksaan.
  • Setelah memasuki era kontrak sosial, leluhur kita mulai melepaskan segala bentuk Nature Freedom untuk dapat menikmati segala keuntungan yang dibawa oleh kehidupan dalam komunitas. Manusia menukarkan kebebasan alamiahnya demi mendapatkan Civil Freedom maka dari itu Kesadaran sepenuhnya akan kemanusiaan seseorang hanya akan tercapai ketika mereka tunduk pada supremasi hukum (Rule of Law).
  • Seperti topping pizza favorit, Hukum harus mencerminkan keinginan umum masyarakat bukan personal interest.
  • Rousseau berpendapat bahwa menyatukan agama dan politik dapat menciptakan kohesi sosial dan moral dalam masyarakat. Baginya, integrasi nilai-nilai agama ke dalam struktur politik dapat menjadi perekat sosial yang kuat, membentuk landasan moral bersama, dan memberikan legitimasi otoritas politik. Meskipun pandangan ini dapat meningkatkan kohesi sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun