Mohon tunggu...
Adnan
Adnan Mohon Tunggu... Ilustrator - Mahasiswa

Curiosity

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Masa Lalu dan Masa Depan Itu Sebenarnya Tidak Ada

18 Maret 2023   23:38 Diperbarui: 30 Januari 2024   06:42 638
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PROFESOR:
Tepat, masa ini ialah satu-satunya kenyataan. Hal ini adalah satu-satunya hal yang ada secara objektif dan dapat dialami secara langsung. Segala sesuatu yang lain, termasuk masa lalu dan masa depan, adalah konstruksi mental yang kita gunakan untuk memahami dunia.

Para siswa duduk dalam keheningan kontemplatif, menyerap kata-kata profesor.

PROFESOR:
Implikasi dari filosofi ini sangat mendalam. Ini menunjukkan bahwa kita harus memusatkan perhatian kita pada saat ini, daripada memikirkan masa lalu atau mengkhawatirkan masa depan. Dengan hidup di saat ini, kita dapat mengalami hidup lebih lengkap dan otentik.

SISWA 4:
Tapi bagaimana kita bisa hidup di saat ini? Pikiran kita selalu berpacu dengan pikiran dan gangguan.

PROFESOR:
Itu pertanyaan yang bagus. Hidup di saat ini membutuhkan perhatian penuh dan kesadaran diri. Itu menuntut kita untuk hadir sepenuhnya dan terlibat dalam pengalaman kita, daripada membiarkan pikiran kita mengembara. Ada banyak teknik dan praktik yang dapat membantu kita menumbuhkan kesadaran, seperti meditasi, yoga, atau sekadar mengambil jeda sejenak dan bernapas.

Para siswa mengangguk, terkesan dengan diskusi hari ini,

PROFESOR:
Ingat, momen saat ini bukan hanya momen yang singkat dalam waktu, melainkan pengalaman yang berkelanjutan dan selalu berubah. masa ini adalah satu-satunya hal yang benar-benar dapat kita ketahui dan alami secara langsung, dan terserah kita untuk memanfaatkanny entah baik ataupun buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun