Pertanyaan yang sering kali kita dengar setelah kita ujian atau menerima raport. Â Pertanyaan yang terlihat sepele tapi bisa berakibat lebih jauh sebenarnya. Mengapa yang ditanyakan hanya nilai saja ataupun rangking kelas/sekolah. Sebenarnya apa sih gunanya rangking atau nilai itu?
Menurut dosen evaluasi pendidikan IAIN Surakarta Dr. H. Purwanto, M.Pd,  nilai bukan lah mengukur kemampuan penguasaan materi, akan tetapi hanya mengukur seberapa kompetitif seseorang di dalam kelompok. Dan saya setuju dengan pendapat beliau. Tidak bisa mengukur pemahaman siswa hanya dilihat dari nilainya saja. Jika nilai bagus belum tentu anak tersebut memahami materi pembelajaran, dan jika nilai anak tidak bagus belum tentu pula anak tersebut tidak menguasai materi pembelajaran. Misalkan saja,kita lihat saja situasi yang sering terjadi  ketika ujian. Ada anak yang pandai di dalam kelas akan tetapi ketika ujian ia sedang sakit dan mendapat nilai akhir yang kurang baik. Ada anak yang tidak begitu pandai di dalam kelas, ketika ujian ia memberoleh kesempatan mencontek dan mendapatkan nilai yang baik. Lalu apakah nilai ini dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman materi pada anak.
Sebenarnya, nilai atau ranking dapat menyebabkan deskriminasi pada anak? Mengapa? Ketika anak mendapat nilai baik, maka pasti anak tersebut akan disebut sebagai anak yang pandai. Sebaliknya jika anak mendapat nilai yang tidak baik, maka ia akan disebut sebagai anak yang bodoh. Hal ini lah yangse benarnya membawa dampak pada pskologis anak. Anak sudah disebut atau diberi label pintar atau bodoh tentunya akan medapatkan perlakuan yang berbeda. Terkadang ada anak yang diberi label bodoh tadi bisa menjadi bodoh dengan arti yang sesungguhnya, karena ia sudah dilabeli bodoh sehingga secara tidak langsung hal ini akan tertanam pada diri anak tersebut.
Nilai bukanlah segalanya. Yang terpenting ialah anak dapat menguasai dan memahami materi. Anak dapat menerapkan ilmu yang ia dapatkan dalam kehidupan sehari-hari yang akan membawa manfaat di masa depan yang lebih baik. Jadi, jangan pernah memberi label intar atau bodoh pada anak, karena anak memiliki karakteristik yang unik dengan segala kelebihan yang ia miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H