Mohon tunggu...
Nampati Ginting
Nampati Ginting Mohon Tunggu... -

Pada akhirnya, yang tersisa dari hidup hanyalah cerita dan dongeng tentang mu, tentang ku, tentang nya

Selanjutnya

Tutup

Dongeng Pilihan

Laki-laki yang Mencari Keadilan di Tengah Hutan

23 April 2014   03:02 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:19 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau ingin perkara ini segera tuntas, apa tidak?" kancil bertanya.

"Tentu! Tetapi...."

"Kalau begitu segera masuk ke dalam perangkap!" kata kancil lagi sambil memberi sebuah isyarat dengan matanya.

Walau masih ragu, laki-laki itu mulai masuk pelan-pelan. "Ini memang lari dari alur dongeng itu, tetapi kancil adalah hewan 1001 akal yang selalu punya kejutan," kata laki-laki itu kepada dirinya.

"Nah, sobatku harimau, aku ucapkan selamat menikmati!" kata kancil sambil berjalan pergi.

"Hah??! Hai,kancil! Kancil! Apa yang kau lakukan ini! Lepaskan! Lepaskan aku...!"

Namun kancil semakin jauh. Jauh, dan akhirnya menghilang di balik pohon-pohon.

Bapak-bapak dan ibu-ibu, hadirin sekalian! Bagaimana nasib laki-laki itu, bapak-bapak dan ibu-ibu tentu sudah bisa menebak.

Apakah bapak-bapak dan ibu-ibu masih ingin mendengar pendapat saya tentang keadilan, khususnya yang berlaku di kampung kita ini? ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun