"Hai,harimau! Engkau jangan menjadi kurang ajar! Jangan tidak tahu diuntung!" bentak laki-laki itu kesal.
"Untung dan rugi tergantung trend pasar,manusia!"
Keadaan menjadi genting,bapak-ibu!
Untunglah memori laki-laki itu memunculkan sesuatu. Dan bibirnyapun mengulum senyum. Rupanya ia pernah membaca sejudul dongeng tentang seorang laki-laki yang mengalami nasib persis dirinya. Kini ia berniat memberi pelajaran kepada harimau.
"Baiklah harimau. Engkau boleh memangsaku setelah memdapat pertimbangan dari tiga mahluk!"
"Kukira itu hanya membuang-buang waktu kita saja, manusia...." jawab harimau dengan nada mengejek.
"Tetapi setidaknya aku berhak mendapat pembelaan! Di dunia kami manusia,entah dengan kalian para hewan, setiap orang berhak mendapatkan keadilan."
"Baiklah, baiklah...,kau kuberi waktu mencari keadilanmu."
Mulailah laki-laki itu meminta pertimbangan jalan. "Hai,jalan, apakah budi baik pantas dibalas dengan kejahatan?"
"Ah,manusia.Mengapa kau bertanya? Kuberikan tubuhku seutuhnya demi kemakmuran kalian.Tapi apa yang kudapat? Malang benar nasibku dibanding saudara-saudaraku di negara lain...."
Laki-laki itu tidak kecewa sama sekali. Ia sudah memperkirakan jawaban si jalan. Persih seperti di dalam dongeng.