Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah (12/2) -- Mahasiswa KKN Undip TIM I 2022 di Desa Tlogopucang Kabupaten Temanggung membekali pengelola wisata mengenai proses rebranding sosial media di tempat-tempat wisata yang sempat mati suri selama masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini didasarkan SDG no.11 yaitu sustainable cities and communities.
Pandemi Covid-19 sejak beberapa saat lalu yang penyebarannya hingga hampir ke seluruh dunia juga berdampak kepada semua sektor termasuk sektor pariwisata. Desa Tlogopucang merupakan wilayah pegunungan dan terdapat berbagai tempat wisata yang ditawarkan seperti Watu Layah, Watu Angkrik, dan Embung Tlogopucang.Â
Sempat menjadi destinasi wisata hits di Jawa Tengah, karena setelah pembukaan destinasi wisata tersebut langsung menjadi bahan pembicaraan menarik di berbagai sosial media nusantara. Sebab panorama dimilikinya begitu eksotis dengan menyajikan keindahan pegunungan hingga hamparan rerimbunan hutan pinus asri.Â
Namun, menurut kepala desa setempat destinasi watu layah sempat terhenti operasionalnya beberapa waktu yang cukup lama akibat dampak pandemi covid-19. Hal ini menyebabkan kondisi destinasi wisata tersebut ditutup. Namun kini, Watu Angkrik dan Tlogopucang sudah dalam proses perbaikan dan akan segera dibuka kembali. Sedangkan Watu Layah sudah bisa dikunjungi oleh pelancong yang tentunya wajib mematuhi prokes.Â
Agar menarik minat wisatawan berkunjung kembali seperti sebelum pandemi, maka TIM I KKN Undip di Desa Tlogopucang yang berjumlah 7 mahasiswa yang terdiri dari berbagai bidang keilmuan seperti kesehatan masyarakat, gizi, hingga ilmu sejarah mengadakan sosialisasi dan pembekalan terkait rebranding atau membangun kembali citra desa wisata agar makin ramai dikunjungi.Â
Tentunya juga terdapat pembekalan mengenai protokol kesehatan 5M yang tepat di lokasi wisata agar nantinya pengunjung dapat menikmati destinasi wisata tanpa ada rasa khawatir akan penyebaran virus covid-19 yang marak terjadi.Â
Melalui rangkaian kegiatan seperti:Â
Diskusi dan brainstorming dengan pengelola wisata mengenai permasalahan yang ada seperti sepinya pengunjung sehingga menemukan akar permasalahan dan solusi yaitu dengan mempromosikan kembali destinasi-destinasi tersebut melalui sosial media. Dimana media sosial saat ini adalah platform yang memudahkan siapapun dalam mendapatkan informasi.
-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!