Mohon tunggu...
Worklife

Panggung Teater dan Panggung Kehidupan

2 Mei 2019   17:08 Diperbarui: 3 Mei 2019   17:49 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurutku hobi adalah denyut nadi dalam hidup, hobi menambah warna-warni dunia, serta membuat hidup yang akan terasa hidup. Itulah yang terjadi jika seseorang mengerjakan sesuatu yang menjadi kesukaannya. Bagiku denyut itu bernama panggung teater. Panggung peran yang ku gilai semenjak berseragam putih abu-abu.

Teater Temuga yang harum ternama di Kota Medan membuatku mulai mencintai seni panggung ini, ibarat mencintai seseorang, aku mencintainya perlahan dan semakin cinta, haha terdengar berlebihan, tapi itulah aku saat mencintai. 

Mari sedikit bercerita tentang hidup, tak semua yang kita inginkan akan berjalan dengan baik, begitu juga tentang cita-cita. Panggung teater yang kugemari membuatku semakin menginginkan bekerja pada bidang seni peran secara profesional, tetapi tidak ada garis Tuhan yang bukan terbaik untuk hambanya. 

Selepas lulus dari SMA sekitar tahun 2009, aku menuntut ilmu di Universitas Telkom Bandung di bidang Desain Komunikasi Visual, karena selain teater, mendesain adalah unggulanku, membuat oretan-oretan garis menjadi bentuk yang indah dipandang, semua itu menjadi makanan ilmu selama 4 tahun berkuliah. 

Syukurnya selama berkuliah aku bergabung dengan sebuah keluarga teater yang menjadi tempat singgahku ketika tugas-tugas kuliah membuatku lelah, lagi dan lagi teater menjadi denyutku dalam hidup selama menimba ilmu di perkuliahan. Anka Adika Production teater yang tersohor di penjuru Bandung menjadi bumbu-bumbu ceritaku di Kota Kembang. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Tapi ada saatnya ketika hobi bersebrangan dengan realita, dimana semakin menjelang kelulusan kuliah, bayang-bayang akan masa depan tentang sebuah pekerjaan selalu menghantui, ada kalanya terfikir untuk menekuni dunia peran dengan sungguh-sungguh, namun apa daya orang tua yang tentunya meragukan jika profesi panggung seni, meski sering ku teringat tepuk tangan bangga mama ketika melihat pementasan ku untuk pertama kali, dan ia berkata "mama bangga sama kamu"

Orang bilang life must go on, ya itulah yang harus dilalui, setalah kelulusan perlahan aku mulai mencari pekerjaan di kota Jakarta, banyak tempat yang kulamar, hebatnya tidak sampai seminggu ada dua tempat yang mengkonfirmasi menerimaku waktu itu, pekat di ingatan penggumuman itu bertepatan dengan ulang tahun Papa yang ke 54. 

Sebuah perusahaan desain yang cocok dengan background pendidikanku, saat itu sangat tertarik untuk menerimaku dengan gaji yang cukup mumpuni, lalu kabar baik selanjutnya ada sebuah bank yang tersohor yang sering iklannya ku lihat di bilboard-bilboard ibukota, ya itulah Bank OCBC NISP. Dua pilihan yang cukup sulit bagiku, profesi sebagai banker tidak pernah terpikir olehku sebelumnya, tapi saat itu hati ini meyakini untuk memulai tantangan di dunia baru.

Bahkan jika difikir, aku seorang lulusan DKV apa cocok kerja di bank? Ya, tidak ada yang kita tahu rahasia jalan hidup dari yang di atas dan #tidakadayangtidakmungkin . Saat itu aku memutuskan bergabung dengan keluarga besar OCBC NISP sebagai Service Assistant di cabang Menara Kelapa Gading, dan keputusan yang ku ambil lima tahun lalu tidak salah, aku malah makin mencintai dunia banker dan saat ini aku aktif sebagai Premier Banking Assistant. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Aku pernah membaca sebuah ungkapan yang menganggap cita-cita itu sebagai impian dan harapan akan menjadi api yang membakar semangat untuk mau terus berjuang dan pantang menyerah dalam mewujudkan impian mereka. Pelan-pelan aku mulai bercita-cita untuk menjadi seorang banker yang profesional dan berprestasi. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Ada yang menarik dari perubahan cita-cita yang ku alami, dan kerap ku bertanya kepada orang-orang, apakah hal tersebut wajar adanya karena ku merasa perubahan kebutuhan dan lingkungan akan membentuk karakter kita. Berbagai jawaban kudapat, dan untungnya aku perlahan kumulai mengerti, jika cita-cita adalah sesuatu yang kita jalani dengan sungguh-sungguh, dengan berada di lingkungan kerja dengan budaya kerja yang profesional seperti OCBC NISP membuat seorang individu berkembang baik itu hard skill maupun soft skill.

Bapak Karmaka Surjaudaja yang menjadi pendiri perusahaan ini juga mengurai nilai-nilai positif di perusahaan, dengan ungkapan "Tidak ada yang tidak bisa" atau poluler disingkat #TATYB yang mengisyaratkan jika semua bisa terjadi di dunia ini yang kita anggap sebagai panggung nyata kehidupan, maka kita harus selalu siap dengan setiap peran kehidupan, dan tidak ada kata tidak bisa untuk setiap tantangan yang kita hadapi. 

Lalu sering terfikir, apakah apa yang aku kerjakan pada masa lalu menjadi sebuah bunga-bunga cerita saja? misalnya hobiku di panggung teater dalam bermain peran, padahal pada nyatanya saat ini aku berkerja sebagai seorang banker?

Saat ini aku mencintai pekerjaan sebagai banker, lalu bagaimana dengan hobiku ? Ya, itulah panggung nyata kehidupan tidak ada yang tidak mungkin. serta perlu diingat tidak ada yang sia-sia, aku mulai meyakini jika kemampuanku dalam bermain peran dulu membuatku diasah untuk menghadapi berbagai karakter nasabah, pujian dari nasabah, bahkan komplain dari nasabah  pernah ku hadapi, syukurnya keleluasaan dalam memaninkan perasaan hati dalam nasabah serta budaya perusahaan yang menjadikan nasabah sebagai teman menjadikan hal-hal tersebut mengasyikan bagiku.

Mungkin ada beberapa rekan kerja yang terlihat tertekan dengan komplain ketika berhadapan dengan nasabah, tapi menurutku semua soal kebiasaan, kebiasaan itu bisa muncul karena dilatih, dan syukurnya aku pernah melatih memainkan peran semenjak pelajar sampai sekarang. Realita hidup atau panggung nyata yang  harus kita memainkan peran dalam kehidupan sehari-hari, peran sebagai anak yang ku jalani sekarang membuat ku harus membahagiakan orang tuaku, peran sebagai karyawan OCBC NISP yang mengharuskanku berprestasi dan menjadi teladan, lalu peran sebagai warga Indonesia yang membantu merawat bangsa ini dengan caraku.

Tapi apakah itu menghentikan hobiku? Tidak sama sekali, syukurnya peran panggung ku tidak hilang, Teater Keliling yang menjadi salah satu barometer teater di Indonesia menerimaku untuk memainkan sebuah peran, dan menjadi pelabuhanku di setiap hari Minggu.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Kata-kata tidak ada yang tidak bisa menjadi representasi dari keadaanku saat ini, aku bahagia dengan keadaan saat ini, memainkan peranku dengan baik untuk mendapatkan riuh tepuk tangan dari penonton. Tidak ada yang tidak mungkin, tinggal peran apa yang kamu mainkan. 

Namira Elastica Ade Putri Badan

Premier Banking Assistant 

NIK 51743

#TAYTB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun