Mohon tunggu...
Nayla I. Hisbiyah
Nayla I. Hisbiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🎓 2021. Dalam pengabdian.

🍁 Worship | Work | Word | Worth | World 🦩 Menulis yang terbaik dari apa yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa || Freelancer || Tentang Pesantren.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyambut dan Menyikapi Anak Saat Liburan Pesantren

9 April 2023   10:32 Diperbarui: 9 April 2023   12:08 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dkenyasi pribadi : Tangkapan layar.

Banyak orang tua yang sambat (baca: mengeluh) bahwa gadget atau gawai adalah pemeran utama penyebab anak lupa dengan belajar. Lupa dengan etika dan waktu. 

Pun ketika mengamati aktivitas santri ketika di rumah. Mereka seolah tak bisa di ganggu gugat dengan kesibukan yang mengganggu hari liburnya. Inipun harus orang tua pahami.

Berikut ini cara menyikapi 'si yang paling liburan pesantren':

1. Sambut dengan senyuman gembira.

Salim dulu dong, terus tanya kabar, kemudian apa kesan selama di pesantren, apa prestasi mereka, sibuk apa, setidaknya dengan pertanyaan itu mereka merasa dihargai. Walaupun sebenarnya kita telah memantau dari semisal grup WhatsApp yang di buat pihak pengurus pesantren, tapi anak akan lebih merasa senang apabila didengar dan diakui.

2. Setelah di Rumah, izinkan mereka berbuat apa yang mereka inginkan dalam batas waktu tertentu.

Tentunya jangan menyalahi aturan agama. Dan telah ada kesepakatan sebelumnya secara baik-baik. Maksudnya, sebaiknya orang tua menunda langsung tugaskan ini itu kepada anak. Ingatlah, dia pulang juga untuk melepas penat, walaupun orang tua juga berhak mendapatkan kontribusi darinya selama di rumah. "Nak, sehari dua hari ini beristirahatlah dan lepas penatmu, tetap sholat Lo ya, tapi setelah itu bantu ayah ibu beres beres rumah ya... Kan mau lebaran."

3. Selalu ingatkan santri tetap santri walau di rumah.

Jika di pondok anak biasanya membaca Alquran, maka dirumah sebisa mungkin ia tetap istiqamah walaupun sedikit. Jika biasanya berjama'ah tetaplah berjamaah walau tak bisa setiap waktu. Atau jika pulang membawa tugas, semisal menulis atau menghafal. Maka selalu ingatkan untuk tidak meninggalkannya. Memang berat, bagi orang tua pun berat, tapi beginilah resep keberhasilan anak nantinya. Ayah ibunya lah yang berperan layaknya pengurus pondok saat dirumah.

4. Beri pengertian tentang batasan penggunaan gadget dan bermedsos.

Jangan sampai anak menjadi loss doll dalam penggunaan smartphone dan bermedsos. Sesekali tunjukkan rasa cemburu sebagai orang tua atas penggunaan gawai. "Nak, ingatlah yang kamu tinggalkan selama di pesantren bukan cuma hp saja. Tapi ibu, ayah, kakak, dan adik juga. Kita kangen kamu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun