Maka disini penulis yang masih santri butuh bimbingan ustaz atau ustazah untuk menyelesaikannya. Disamping penulis menelaah kitab di perpustakaan pesantren, penulis juga mendapatkan amunisi pembelajaran dari pak ustaz yang notabene terkadang didapat dari maktabah syamilah ini.
Bagaimana tidak, karena keterbatasan ilmu penulis tentang konteks yang dikaji saat itu akhirnya mentok di kitab perpustakaan. Otomatis bantuan ustaz ustazah didatangkan dengan mencari di maktabah syamilah, mungkin kitab di perpus kurang lengkap koleksinya sehingga harus mencari di maktabah syamilah sampai komplit.
Favorite deh, maktabah syamilah kalo pas begini. Kadang kita dibikin "wah" dengan menemukan pendapat ulama yang belum pernah kita dengar dan pas dengan yang di kaji saat itu.
Namun, perlu diketahui bahwa membaca kitab kuning secara langsung memiliki berkah tersendiri. Dalam proses pencarian hukum yang dikehendaki yang pas dengan pembahasan, santri dapat memperkaya wawasan dan kosakata.
Ya ibaratnya ketika kita mencari makna kata di kamus manual, kita juga secara tidak langsung membaca kata lain sehingga kemungkinan kita akan mendapatkan kosakata lain disamping mencri makna yang kita maksud.
Begitu pula dengan mencari nas hukum dalam kitab kuning.
Demikiankah pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Stay gunakan sesuai kebutuhan, situasi, dan kondisi.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H