Alkisah, Ibrahim a.s. adalah seorang Nabi yang memiliki pribadi yang pemurah. Sangat gemar menjamu tamu bahkan tidak akan makan kecuali bersama seseorang disampingnya yang juga makan bersama.
Hingga suatu ketika ia memiliki keinginan untuk bersedekah kepada umat manusia hingga akhir alam. Ibrahim a.s. memohon kepada Allah SWT. agar mengabulkan permintaannya.
Ibrahim a.s. bermunajat kepada Allah SWT. Melihat rasa berserah diri Ibrahim a.s., Allah mengabulkan permintaannya. Singkat cerita Jibril diperintahkan mengambil kapur dari surga dan menaburkannya di atas bumi. Kapur Surga yang berhamburan tersebut menimbulkan rasa asin termasuk lautan biru.
Padahal secara kajian ilmiah, laut merupakan pertemuan atau muara berujungnya aliran sungai yang tawar. Namun laut berasa asin. Inilah bukti Kuasa Allah SWT.
Maka, garam dari air laut yang asin merupakan sedekah dari Ibrahim a.s. kepada umat manusia.
Sampai kini dia selalu ada di toples dapur. Benar-benar memiliki posisi urgent dalam masakan.
Bahkan garam bisa menjadi bekal survive para penjelajah hutan setelah air dan api.
Semua masakan akan terasa kurang jika garam secukupnya tidak disertakan. Sehingga garam adalah teman baik bagi bumbu dapur yang lain. Walaupun sekarang ada saja yang mungkin bisa menjadi bahan substitusi garam, seperti kaldu bubuk atau rempah lain. Sepertinya lidah indonesia tetap mencari garam.
Ada nasi terhidang, tak ada lauk yang bersanding. Maka taburi saja garam, akan tercipta rasa baru nasi. Mungkin anda sudah bosan makan lauk yang lezat-lezat. Hehe.
Oke, ngomongin lauk enak tak lepas dari yang namanya gorengan. Ayam goreng lengkuas, nasi goreng, tahu tempe goreng, jamur crispy, sambal goreng teri, bebek goreng, beserta sambal-sambalnya yang tak lepas dari minyak.
Semua itu sudah biasa dan penulis sendiri kadang merasa bosan. Yuk, mari kita coba resep sambal sangat sederhana yang bikin makan lahap yang cocok dimakan saat musim penghujan begini.
Siapkan cobek dan ulekan.
Bahannya:
3 siung bawang merah ● cabe sesuai selera ● sejumput garam ● gula sedikit bila suka ● terasi seujung ibu jari ●tomat 1 buah ukuran sedang ● tempe 3 - 4 iris yang sudah direbus.
Eksekusi:
■ Semua bahan dihaluskan diatas cobek, jangan diblender. Kecuali tempe rebus.
■ Setelah semua bahan halus (menjadi sambal), letakkan tempe rebus diatasnya dan gepengkan (penyet).
■ Siap dihidangkan bersama nasi hangat. Letakkan tempe yang sudah dilumuri sambal diatas nasi.
Supporter:
■ Bisa ditambah lalapan mentimun, kemangi, kacang panjang, pete, dan sebagainya.
■ Minumnya air putih saja.
Bisa disantap untuk dua orang atau gunakan 2 kali lipat jumlah bahan untuk porsi yang lebih banyak.
Bagi yang gemar sambal bisa dicoba dan tidak akan mengecewakan.
Sederhana dan tanpa sentuhan minyak sama sekali.
Biasanya sambal tersebut disajikan dengan sayur bening. Kolaborasi antara bayam, labu hijau, rempah kunci (teman lengkuas, dkk), potongan bawang merah, garam, dan gula yang direbus jadi satu. Disantap selagi hangat.
Nah lho, tanpa sedikit pun melibatkan minyak goreng. Asalkan ada garam, air, api dan bumbu dapur lain bisa survive. Bahkan makan dengan lahap dan nikmat.
Semoga bermanfaat dan selamat berakhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H