Mohon tunggu...
Nayla I. Hisbiyah
Nayla I. Hisbiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🎓 2021. Dalam pengabdian.

🍁 Worship | Work | Word | Worth | World 🦩 Menulis yang terbaik dari apa yang pernah dibaca, didengar, dilihat, dan dirasa || Freelancer || Tentang Pesantren.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampung, Berkat, dan Malam Jum'at ( Part 1 )

16 September 2021   16:00 Diperbarui: 18 September 2021   07:35 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam Jum'at, waktu yang biasanya dipilih masyarakat muslim jawa -terutama warga Nahdliyyin- untuk melaksanakan agenda mingguan. Seperti, Diba'an, majelisan, tahlilan, dan agenda yang lain sesuai dengan kebiasaan tiap kampung.

Dalam agenda tersebut, tidak akan ketinggalan sajian yang disediakan tuan rumah. Biasanya berupa aneka jajanan atau nasi beserta lauk pauknya. Adakalanya dimakan ditempat, ada juga yang dibawa pulang sebagai buah tangan untuk keluarga.

Berkat, itulah nama panggilan bagi sajian tersebut. Tujuannya, tidak lain semata untuk bersedekah dan menghormati tamu yang telah menghadiri undangan, walimah, maupun agenda-agenda lain.

Sebenarnya, ada cerita cinerita yang mensejarahkan bahwa asal mula berkat adalah sajian yang dipersembahkan untuk  arwah leluhur pada masa sebelum Islam berkembang di Jawa. Namun, setelah Islam disyiarkan oleh para mubaligh, wali, dan syekh, sedikit demi sedikit ajaran Islam mulai memasuki arteri tradisi masyarakat Jawa. Sebab, Para Ulama yang mensyiarkan Islam tidak serta merta menghapus tradisi masyarakat Jawa, melainkan meluruskan tradisi dan memasukkan nilai Islami. Yang haram diganti dengan yang halal tanpa menghilangkan yang sudah menjadi tradisi.

Maka, sesajen yang dulunya dipersembahkan untuk roh leluhur dimasukkanlah nilai Islam menjadi sedekah (shadaqah) dan tidak diberikan pada pohon, batu besar, maupun benda yang dianggap bisa memberi keberuntungan, melainkan sedekah diberikan kepada kerabat, tetangga, dan warga sekitar sebagai ungkapan rasa syukur dan terlantun do'a semoga Alloh SWT. mengabulkan segala keinginan dan diberi keselamatan bagi Si Pemilik Hajat.

Maka, suatu hal biasa bagi kita penduduk kampung jika sering kali menerima seserahan dari tetangga. Dan jangan heran jika hampir setiap hari ada saja kegiatan yang diagendakan sebagai wujud solidaritas dan jiwa gotong royong warga kampung. 

Bayangkan saja, jika tiap malam :

Senin, Diba'an.

Selasa, Pengajian.

Rabu, Khataman.

Kamis, Manaqiban.

Jum'at, Tahlilan.

Sabtu, Ratiban.

Ahad, Majelisan.

Berapa banyak rizki yang didapat buah dari silaturrahim kita? Mengingat saat kita saling bertemu dengan teatangga merupakan wujud silaturrahim.

😄

TO BE CONTINUED...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun