Mohon tunggu...
Reza Ashari
Reza Ashari Mohon Tunggu... Administrasi - Pribadi

“Read a thousand books, and your words will flow like a river" (Lisa See) asharireza29@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar Membangun Sepak Bola dari Jerman

16 Juli 2020   16:08 Diperbarui: 16 Juli 2020   16:06 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Negara Jerman merupakan salah satu raksasa sepakbola di dunia. Indikator ini tercermin dengan 4 kali juara dunia, 3 Juara Eropa dan 1 kali piala konfederasi dengan julukan der panzer dan spesialis turnamen. 

Banyak bintang-bintang dunia dari Jerman yang legendaris diantaranya Sepp Maier, Franz Beckenbauer, Gerd Muller dan lainnya. Tim nasional Jerman sempat mengalami masa kelam dalam sepkabola pada Euro 1996, Piala Dunia 1998 dan Euro 2000, dimana pada masa itu mereka gagal meraih ekspektasi sebagai tim juara dari Eropa. 

Pada saat itu, tim nasional Jerman mayoritas diisi pemain berusia tua bukan yang muda sehingga permainan mereka hanya sampai pada penyisihan grup. Hal itu sungguh miris untuk tim sebesar Jerman. 

Untuk itu, mereka menyusun ulang sistem persepakbolaan mereka dimulai dengan pembangunan fasilitas dan investasi pada usia muda, untuk mendapatkan pemain muda yang berkualitas.

Klub-klub liga Jerman pada tahun 2016-2017 telah menginvestasikan uang sebesar 2,7 triliun dan pembiayaan ini mengalami peningkatan sebesar 54 persen sejak tahun 2012-2013. Ini tentunya berimbas pada liga Jerman yang mempunyai bakat-bakat muda yang melimpah. 

Kemudian asosiasi sepakbola Jerman menginisiasikan Das Talentfoerderprogramm (Program Pengembangan Bakat) pada tahun 2003. Dengan program ini, Jerman mampu mendeteksi pemain-pemain berbakat dan pembangunan stadion berkelas dunia. 

Selain itu, pemerintah Jerman membuat undang-undang imigrasi sebagai landasan dalam mengakomodir pemain Jerman yang berasal dari imigran. Dengan regulasi ini, Jerman berhasil membangun tim sepakbola yang dinamis dan elegan serta membuahkan hasil menjadi Juara Piala Dunia tahun 2014 dengan mayoritas pemain muda.

Lalu, Jerman membentuk akademi kepelatihan dalam mendidik pelatih menjadi kelas dunia dan berlisensi UEFA pro. Akademi ini dinamakan Hennes  Academy yang mempunyai waktu pendidikan selama 815 Jam baik teori maupun praktek dan mampu menghasilkan pelatih-pelatih top kelas dunia seperti Jurgen Klopp sampai Julian Nagelsman yang berusia 32 tahun. 

Dari penjelasan diatas, dapat diambil pembelajaran untuk timnas Indonesia, bahwa untuk menjadi juara itu harus menginvestasikan pada 2 aspek yaitu akademi pemain serta pelatih. 

Selain itu, perlu adanya penyusunan modul pembelajaran bagi pemain dan pelatih serta komitmen pemerintah dalam menyiapkan regulasi dan pembiayaan.

Menurut saya, perlu adanya pembangunan akademi pelatih untuk Indonesia sebagai proses pembelajaran (sharing knowledge) dengan negara-negara yang lebih maju seperti Jerman serta akademi pemain pada setiap wilayah. Hal ini untuk membentuk tim nasional Indonesia yang tangguh dan mimpi menjadi juara asia maupun dunia dapat terwujud. 

Selain itu, untuk mendapatkan juara dunia seperti Jerman tidak instan dan perlu waktu panjang selama 12 tahun untuk membentuk tim tangguh. Semoga pembangunan sepakbola di Jerman ini menjadi contoh untuk timnas Indonesia agar mimpi-mimpi ini dapat terwujud

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun