Selama 27 tahun memimpin Manchester United, tentunya banyak pembelajaran metode dan model kepemimpinan yang berpengaruh terhadap pemain dan jati diri Manchester United.
Dalam situs ukessays.com, kepemimpinan (leadership) Sir Alex Ferguson di Manchester United selama 27 tahun termasuk dalam contoh the Trait Theory dengan 3 alasan yaitu Sir Alex Ferguson merupakan tipe orang yang percaya dengan diri sendiri dan percaya terhadap tipe kepemimpinannya, mempunyai sifat dalam mencapai prestasi, dan kejujuran serta integritas.
Menurut tipe leadership, kepemimpinan Sir Alex Ferguson ini termasuk dalam autocratic leadership.
Hal ini disebabkan karena Sir Alex Ferguson dalam kepelatihannya mengontrol transfer pemain, sesi latihan, memilih staf, pelatih yang disiplin dan ditakuti, mampu mengontrol pemain tanpa ada protes dari para pemain dan mempunyai pemikiran sendiri serta mecoba untuk melakukan intimidasi terhadap pelatih lain dengan komentarnya.
Selain itu, menurut situs liveandlearnconsultancy.co.uk, Sir Alex Ferguson mempunyai 5 kualitas kemampuan leadership yaitu disiplin dan fokus, mempunyai kekuatan dalam kepercayaan baik pada asisten pelatih maupun pemain, kompetisi, membangun masa depan,dan ulet.
Dengan metode dan kepemimpinan ini, Sir Alex Ferguson mampu membuat fondasi permainan Manchester United yang kokoh dengan penggabungan pemain muda dan senior selama bertahun-tahun.
Prestasi fenomenal tentunya treble winner pada tahun 1999 dengan sebagian pemain yang berasal dari akademi Manchester United yang dinamakan Class Of 92.
Sampai pada tahun 2000 an, kehilangan pengaruh dan kepemimpinan Sir Alex Ferguson membuat Manchester United kehilangan jati diri permainan yang telah diciptakan selama 27 tahun oleh sang pelatih.
Pada medio 2000 an, sistem kepemimpinan dan permainan dari pelatih lawas seperti Sir Alex Ferguson ini tergerus oleh perkembangan zaman yang "mengidolakan" sistem teknologi dalam metode kepelatihan dan kepemimpinan dalam sebuah tim sepakbola. Salah satu contoh pelatih yang menggunakan sistem teknologi ini adalah Julian Nagelsmann.
Julian Nagelsman serta pelatih yang muncul pada awal 2000 an telah menggabungkan teknologi dalam  metode kepelatihannya.
Teknologi informasi dalam menganalisis permainan secara tim ini dilakukan dengan metode yang dinamakan Footbonaut system dengan menggunakan sistem robotik.