Mohon tunggu...
Nami Nuema Kusumah
Nami Nuema Kusumah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallo!! saya adalah seorang Mahasiswa Semester 5 yang sedang berkuliah di salah satu Universitas yang ada di Bandung yaitu Universitas Komputer Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Bertahan Hidup di Tengah Kesulitan Ekonomi, Begini Kisah Perjuangan Hidup Hasanah!

15 Oktober 2024   22:51 Diperbarui: 19 Oktober 2024   23:41 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Kota Bandung Jawa Barat, seorang Wanita paruh baya berjuang untuk bertahan hidup demi memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. 

Beliau berjualan dari pagi hingga sore untuk mendapatkan penghasilan dengan berjualan Tisu dan Minuman Probiotik. 

Hidup sebagai sebatang kara dengan keadaan sudah lama ditinggalkan suaminya dan beliau tidak memiliki keturunan yang membuat beliau hidup sendirian di kota besar ini.

Wanita paruh baya tersebut bernama Hasanah. Saat ini beliau berusia sekitar 70 tahun-an. Hanasah berasal dari luar kota tepatnya dari Kabupaten Sumedang dan merantau ke Kota Bandung semenjak tahun 2010 hingga sekarang, artinya Hasanah telah merantau selama 14 tahun di Kota Bandung. 

Hasanah tinggal di sebuah kos sederhana disekitar daerah Sekeloa, Hasanah tinggal di kosan dengan  fasilitas seadanya tanpa kasur, lemari, dan barang lainnya. 

Beliau tidur hanya beralaskan karpet yang dibawa dari Sumedang. Walaupun merantaui Hasanah selalu menyempatkan kembali ke kampung halaman setiap 2 minggu sekali atau 1 bulan sekali dengan menggunakan moda transportasi elf. 

Hal ini dilakukan karena beliau masih memiliki rumah sederhana di kampung halamannya.

Hasanah merupakan seorang janda yang telah menikah sebanyak 2 kali. Pernikahan pertama beliau dengan seorang pria tidak dikaruniai seorang anak. 

Selang dari beberapa tahun kemudian Hasanah menikah kembali namun tetap tidak dikaruniai seorang anak. 

Pada pernikahan kedua tersebut beliau sempat mengandung selama 5 bulan namun mengalami keguguran. Dan pernikahan kedua ini pun tidak berlangsung lama yang di sebabkan suatu keadaan.

Hasanah - Kota Bandung, Jawa Barat
Hasanah - Kota Bandung, Jawa Barat

Hasanah tidak memiliki sebuah pekerjaan tetap, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari Hasanah harus berjualan Tisu dan Minuman Probiotik yaitu Yakult. 

Semenjak awal Hasanah menetapkan untuk terus berjualan Tissue dan Yakult dan tidak memiliki keinginan untuk menganti barang dagangannya dengan makanan atau hal lainnya, 

Hasanah berjualan atas keinginannya sendiri tanpa adanya paksaan dan campur tangan orang lain.

"Ibu ma jualan Yakult sama tisu beli barangnya di pasar terus dijual-jualin neng harganya yakult 20 ribu, tisu harganya 10 ribu dapet 2. Terus ibu ma ga mau jual makanan-makanan yang udah jadi takut soalnya cepet basinya ga tahan lama terus susah lakunya pasti banyak kerugiannya," ujar Hasanah.

Beliau memulai aktivitas berjualannya antara pukul delapan pagi atau sepuluh pagi setelah menyelesaikan aktivitas seperti sarapan, mencuci baju dan lain sebagainya. 

Beliau biasa berjualan di berbagai tempat, seperti di depan kampus UNIKOM, pertigaan Simpang Dago, Monumen Perjuangan, Gasibu, dan tempat lainnya. 

Untuk menuju tempat berjualannya beliau biasa berjalan kaki atau menaiki angkutan umum. Hasanah hanya berjualan hingga sore hari saja.

" Neng ibu jualan dari jam delapan atau jam sepuluhan terus pulang dulu habis dzuhur makan siang, lanjut lagi jualan habis makan sampe secapenya ibu biasanya udah pulang jam tiga atau empat sore. Terus neng, kalo ga laku ibu suka jual-jualin ke penumpang angkot atau ke supir angkotnya biar dapet uang" ujar Hasanah.

" ibu pernah dulu nya jualan di Sumedang tapi sepi dan sedikit yang belinya, kalo di Bandung lumayan banyak yang suka beli dagangan ibu" ungkapnya Kembali.

Pendapatan yang di peroleh Hasanah dari penjualan Tisu dan Yakult tidak menentu, terkadang Hasanah sehari mendapatkan 50 ribu hingga 100 ribu rupiah atau tidak mendapatkan peroleh sama sekali. 

Hasil dari pendapatan tersebut beliau pakai untuk membeli makan, menyewa tempat kos, dan pulang kampung ke Sumedang. 

Berdasarkan penuturan beliau harga sewa kos yang ditempatinya cukup mahal namun beliau tetap berusaha untuk membayar dengan cara dicicil selama beberapa bulan. Sedangkan untuk pulang kampung beliau selalu menyisihkan uang karena masih memiliki rumah yang perlu di urus.

Dengan kehidupan yang sederhana tersebut, Hasanah tidak menyerah dan terus berusaha untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. 

Jika beliau tidak melakukan pekerjaan ini, beliau tidak akan mendapatkan penghasilan dari manapun karena hanya itu sumber penghasilannya untuk bisa bertahan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun