Desa Gunungsari, merupakan desa penghasil ragam varietas komoditas pertanian dan perkebunan yang terletak di Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Luas wilayah Desa Gunungsari sekitar 462,14 ha/m2 dengan sebagian besar luas wilayahnya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian sekitar 294 ha/m2.
Komoditas pertanian dan perkebunan yang dihasilkan antara lain: tanaman jagung, tanaman hortikultura seperti cabai keriting, bawang merah, sayur-sayuran, umbi-umbian kayu, cengkeh, kopi, hingga tembakau perkebunan.
Tembakau menjadi komoditas perkebunan unggulan di Desa Gunungsari. Letak Desa Gunungsari yang berada di daerah kaki gunung menjadikan tanaman tembakau sangat cocok untuk ditanam. Bahkan,
Desa Gunungsari menjadi salah satu penyuplai hasil tembakaunya ke pabrik rokok terbesar di Indonesia, PT Djarum dan Gudang Garam.
Tim KKN-PPM UGM Sub Unit Desa Gunungsari, Kecamatan Windusari berkesempatan mewawancarai perwakilan dari Desa Gunungsari perihal informasi potensi pertanian dan perkebunan desa ini.
“Hasil tembakau paling banyak didistribusi langsung ke PT Djarum dan Gudang Garam, melalui gudang di daerah Temanggung tepatnya di Bulu Temanggung,” terang Prasetyo sebagai Sekretaris Desa Gunungsari. Prasetyo juga menambahkan, secara turun-temurun hasil perkebunan tembakau berjumlah paling besar pertanian dibanding hasil pertanian atau perkebunan lain.
Untuk keberhasilan tanaman tembakau, selain karena letaknya yang cukup strategis di daerah pegunungan, Prasetyo juga menambahkan bahwa perawatan tembakau jauh lebih simpel dibanding tanaman lain, misalnya cabai.
Tanaman tembakau ini ternyata sangat kuat, dapat tumbuh di tempat kering sehingga menjadikannya tanaman yang dapat bertahan dengan baik selama musim kemarau.
Selain iklim dan cuaca yang mempengaruhi keberhasilan tanam, di sisi lain pandemi Covid-19 juga memunculkan permasalahan baru. Prasetyo menjelaskan harga jual komoditas sempat anjlok pada saat awal pandemi Covid-19 yang berlangsung di awal tahun 2020 lalu.
Permasalahan yang ditimbulkan akibat dampak dari pandemi pun semakin membaik. “Seiring dengan berjalannya waktu, semua berangsur normal kembali. Kalau dampak dari pandem sendiri, saya rasa kecil sampai saat ini. Lebih ke musim yang dapat berakibat ke kemungkinan gagal panen,” pungkasnya.
Untuk menanggulangi masalah perubahan musim tersebut, Prasetyo menambahkan, cara yang dilakukan tidak ada selain beralih ke jenis tanaman lain.
Peralihan ke jenis tanaman lain juga harus menyesuaikan musim dan cuaca yang tepat supaya pertumbuhan dan pembuahan tanaman berjalan dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H