Mohon tunggu...
Syahrul W Safi
Syahrul W Safi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 2 Mahasiswa Semester 5

W'r Here

Selanjutnya

Tutup

Seni

Dari Daun ke Kain : Mengenal Ecoprint Seni Cetak Alami Untuk Produk Kreatif dan Karya Seni

10 Desember 2024   18:59 Diperbarui: 10 Desember 2024   18:59 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Source : Instagram @jejakalam.earthwear
Source : Instagram @jejakalam.earthwear

Adapun teknik yang paling sering digunakan dalam ecoprint yaitu teknik pounding atau dipukul, karena Teknik ini dinilai lebih mudah untuk dilakukan.

Tahapan membuat Ecoprint Teknik Pounding (dipukul)

  • Siapkan kain putih polos dan air yang sudah diberi tawas.
  • Masukkan kain putih polos kedalam campuran air tawas dan rendam selama satu malam.
  • Jemur kain hingga kering
  • Setelah kering, bentangkan kain tersebut dan susun daun diatas kain.
  • Tutup daun tersebut dengan plastik agar daun yang di pukul dapat menempel sempurna pada kain.
  • Pukul secara merata daun tersebut sampai getah daunnya membentuk motif daun di atas kain. 
  • Jika motif sudah terlihat, angkat daun dari atas kain. 
  • Setelah dipastikan benar-benar menyerap, bilas dengan air yang sudah diberi tawas lalu jemur hingga kering.
  • Setelah kering, rendam sekali lagi lagi kain dengan air tawas selama 1 jam 
  • jemur kembali kain agar warna daun tidak luntur saat dicuci.

Eco printing, sebuah teknik seni yang memadukan kreativitas yang kini semakin dikenal luas di kalangan para seniman dan pecinta kerajinan tangan. Banyak pengrajin Ecoprint di Indonesia, salah satunya Aliyah Nabila yang berasal dari Ngunut, Tulungagung dengan brand yang ia buat yaitu Jejak Alam Earth Wear yang aktif mengadakan pelatihan dan menjual produknya sendiri. Untuk produk hasil ecoprint sendiri terbilang cukup mahal karena jenis bahan yang digunakan seperti kulit atau sutra, bisa mempengaruhi harga jual. Selain itu semakin rumit motif dan kreatif prosesnya, nilai ekonomi produk ecoprint akan semakin tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun