Mohon tunggu...
Pramudya Rafsandhieka
Pramudya Rafsandhieka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa SV IPB

Mahasiswa SV IPB

Selanjutnya

Tutup

Money

Harga Daging Sapi Naik, Pedagang Soto di Komplek BPT Bogor Berhenti Berjualan

16 Maret 2022   12:00 Diperbarui: 16 Maret 2022   12:02 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bogor, 10 Maret 2022. Naiknya harga daging sapi yang menyebabkan pedagang daging berhenti jualan berdampak pada penjual soto. Berhentinya berjualan soto yang sudah berlangsung selama seminggu ini memberikan dampak bagi pembeli dan penjual soto yang ada di Komplek BPT.

Soto adalah makanan khas Indonesia seperti sop yang terbuat dari kaldu daging dan sayuran. Soto merupakan makanan yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan, mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Soto juga dapat dinikmati oleh seluruh usia terkecuali bayi yang baru lahir.

Efek Harga Daging Naik Bagi Penjual Soto

Pedagang soto Ojah mengatakan, berhentinya ia menjual soto karena harga daging sapi yang tinggi. Tingginya harga daging membuat ia kesulitan mendapatkan daging untuk membuat soto. “Kemarin pas ke pasar mau beli daging, eh penjual dagingnya ga ada. Pas nanya-nanya ke pedagang lain, baru tau tuh kalo orang-orang lagi demo gara-gara daging naik,” ujar Ojah

Ojah mengatakan, berhentinya berjualan soto bukan dilakukan olehnya saja. Menurutnya, pedagang lain pun turut berhenti berjualan karena naiknya harga daging. “Yang berhenti jualan bukan saya doang kok, saya yakin yang jualan soto selain saya ada yang berhenti jualan juga gara-gara daging naik itu.” ujar Ojah.  “Kalo naik terus, gimana kita pedagang soto mau jualan. Bahan aja ngga ada, masa iya kita malah jadi jualan mie ayam,” disambungnya.

Efek Harga Daging Naik Bagi Pembeli Soto

Dampak dari naiknya harga ini tidak hanya berpengaruh pada penjual saja, pelanggan Ojah pun ikut merasakan dampak dari kenaikan harga daging. Seorang pelanggan membagikan cerita dampak yang ia rasakan dari kenaikan harga daging. Ia yang biasanya membeli setiap hari harus mencari makanan lain selain soto milik Ojah.  “Sayang banget sih harus tutup, padahal sotonya enak sama murah lagi. Tiap hari saya beli soto disini, tapi tumben-tumbenan bisa tutup ni warung,” ujar Joko.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun