Gerakan "Koin Peduli Prita" mengajak masyarakat khususnya para pengguna internet mengumpulkan uang koin untuk disumbangkan kepada Prita Mulyasari. Semua kepedulian itu berawal dari keprihat9inan para pengguna milis sehat dan berkembang menjadi gerakan bersama dan disebarkan melalui Facebook dan Twitter (Social Media). Bahkan di twitter ada hashtag khusus #freeprita sebagai bentuk kepedulian.
Selain kasus prita, tentu kita masih ingat dengan kasus Cicak vs Buaya yang melibatkan Bibit Rianto dan chandra Hamzah. Dukungan terhadap dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang ditahan Kepolisian Republik Indonesia, Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, muncul pertama kali di situs jejaring sosial Facebook.
Padahal pak Bibit mengaku malah tak mengerti bagaimana cara mengoperasikan Facebook, dia melihat perkembangannya dengan di bantu anaknya. Banyaknyanya dukungan yang muncul karena sedari awal, kasus yang menimpa Bibit dan Chandra ini kerap berubah-ubah dan terkesan sumir. Walaupun akhir dari kasus ini terkesan ngambang, ada yang ganjal dan tertutupi oleh kasus lainnya. Pengguna internet umumnya dan penggiat social media khususnya tentu merupakan orang-orang yang berpendidikan dan mengerti akan tanggung jawab. Jangan sampai kebebasan berekspresi yang ada malah menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Apa yang sedang di rasakan emang boleh-boleh saja langsung di update di jejaring sosial tapi sekali lagi ditekankan bisa saja status yang kita update itu akan membawa malapetaka, biasakan untuk 'think before you post' jangan sampai gara-gara status yang kita update sekali hancur sudah personal branding yang telah di bangun dalam waktu yang lama. Ada yang bilang 'reputation is what people think of you' pastinya kita mau di kenal sebagai orang yang baik kan??
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI