Mohon tunggu...
yuliana mokhtar
yuliana mokhtar Mohon Tunggu... -

menggambarkan diri sendiri, seperti melukis di atas kanvas putih dengan tinta putih, hanya bisa dimengerti oleh orang yang melihatnya melukis...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

o tak ber iman

14 Oktober 2010   04:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:26 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang kita baru menjalankan secara kaffah suatu anjuran agama ketika mengetahui penjelasan logis di baliknya.

Ketika otak belum mengatakan iya, kelakuan kita masih "pending".

Iman yang terbolak balik masih bilang.. Sah-sah aja.

Ambil contoh. Tak jauh. Saya.

#kekurangansampel :)

Sebelum ini sy masih sering minum sambil berdiri. Anjuran Rasul untuk duduk ketika minum saya anggap sunah, yang ketika kita lakukan berpahala..

Dan bila tak melakukanx tak berdosa.

Faktor kebiasaan instan sehari2... Cepat2 ke kantor, malas duduk... Minum sambil jalan. #jangandicontoh

Hanya ketika ada kursi yang paling dekat dariku ketika minum baru saya duduk.

Kemarin kapan saya melihat teman saya... Ketika menghirup segelas "akua, ia buru2 duduk jongkok krna tak ada kursi di sekitar. Agak canggung juga karna saya tetap berdiri.. Wah dia sangat niat, pikirku. Salut. *Karena terlihat aneh.

Baru ketika kemarin baca tweet seorang teman (tq to ekha) tentang pentingnya duduk ketika minum bagi kesehatan, dan bahayanya minum sambil berdiri.. *bagi ginjal,..

Baru saya sadar. *kembali.

Oh iya... Ternyata anjuran dan larangan itu bukan hanya masalah sunah wajib, haram... pahala dan dosa..

Ini menyangkut dan menyentuh langsung pada kemaslahatan kita.

Menjalankan perintah agama bukan masalah banyak2an pahala buat ditabung di hari akhir.. Inipun tentang kehidupan kita sekarang.. Dunia.

Agama itu bukan untuk akhirat only. Tapi dunia dan akhirat. Jelas... Namun kadang terlupa oleh logika kita yang masih terhijab ketidaktahuan.

Kita selalu ingin di suap.. Diberitahu baru tahu. Selalu mencari tahu ilmu ini itu yang tak ada hubungannya dengan ajaran agama.. Yang justru jauh lebih berguna. Giliran ada kajian, menghindar... Tak ada waktu.

Agama itu disimpan ketika susah, sakit, terlilit masalah.

Padahal ajaran agama menawarkan diri ketika kita sehat, untuk di telaah..

Ketika otak kita masih encer, untuk diteliti..

Ketika jiwa dan raga masih sehat untuk diamalkan.. Sebagai pencegah kerusakan, penyakit dan berbagai kemudharatan...

Mengapa babi diharamkan.

Mengapa darah tak boleh dimakan.

Mengapa bangkai tak layak dikonsumsi.

Mengapa tak dianjurkan mencukur alis.

Mengapa wanita seharusnya menutup aurat.

Mengapa haram minuman keras. *Sedikit maupun banyak.

Semua ada penyebabnya..

Cepat, atau lambat semua terungkap. Baru ketika tahu, sudah terlambat.

Mungkin sudah terlambat...?! Bertaubat dari yang harampun mungkin hanya menghapus dosa, namun akibat fisiknya akan tetap menjadi tanggungjawab dunia kita...

Akibatx sakit karena dahulu melanggar ajaran agama... Itu mungkin arti dari kalimat, kebaikan hanya dari Allah, dan keburukan akibat perbuatan kita sendiri.

Karena kita tak mengindahkan perintah agama.

Percaya. Itu cukup. Agama lah ilmu ter instan dan sempurna. Ia tak perlu penelitian yang mahal untuk mencapai manfaat, jikalau otak, ilmu dan materi tak sanggup menelaah apa dibalik aturan itu.

Imanlah yang berperan. Bukankah islam itu indah dengan segala aturannya.

Lalu mengapa harus dilawan?!

Beruntung nya orang yang mengutamakan IMAN... Diatas OTAK yang serba terbatas oleh hijab.

Iman tidak ada takarannya. Otak manusia beda2 kecerdasannya. Ada tes IQ segala. Jelas parameternya. Kalau IMAN, semua orang bisa beriman dlm kondisi fisik apapun, tapi tak semua bisa cerdas otaknya...

Maka beruntunglah orang yang berkesempatan berIMAN

Selalu disapa....

Hai orang-orang beriman...

Bukanx... hai orang-orang yang berotak...

Am I wrong or my brain blank )?(

Remind me if ...

I just hope my otak..beriman

Only that. Amin.

Just flash mine

131010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun