Mohon tunggu...
Namaku Agam
Namaku Agam Mohon Tunggu... -

namaku agam. hobiku [sebenarnya] menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ular Kenyang

8 Januari 2011   11:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:49 1025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12944856551277571748

Seekor ular melingkar di pagar pak umar. perutnya besar kekenyangan. baru saja ia menelan tiga ekor kambing otawa yang sedang bunting milik pak udin. kambing otawa yang malang sedang mencari makan halaman belakang. rumput-rumput hijau yang segar memancing selera. ular besar datang mengintai. pelan-pelan ia menelan. satu, dua, tiga, semua masuk dengan lancar. ular besar kekenyangan. perutnya besar geraknya lamban. ia tak sanggup berlari kencang. mulutnya menguap kantuk pun datang. dilingkatkan diri di pagar pak umar, lalu tidur dengan tanang. seorang pawang datang menghadang. konon katanya kulit ular mahal di jual. terbayang kantong yang penuh uang. si pawang datang menagkap ular. ular yang kenyang tak bisa menantang. perutnya berat geraknya lamban. sabetan keris si pawang tak dapat dihadang. tembakan senapan tak dapat di elakkan. si ular terkapar ajang menjelang. begitulah kisah ular. yang serakah menelan makan. tak pikir kambing punya kehidupan. akirnya dia menjemput ajal.

.

.

.

------------ Baca Edisi Lengkap ------------

| Bangsa Bermarga Satwa |

|Kucing | Tikus | Cecak | Elang | Bebek | Harimau | Anjing | Ular |Semut |

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun